Daily News|Jakarta – Kritik negara-negara Eropa bergegap gempita ketika Presiden Turki Erdogan mengumumkan pengembalian fungsi Hagia Sophia dari sebuah museum selama kurang dari 100 tahun, menjadi masjid. Turki menjawab bahwa jumlah rumah ibadah non-Muslim di Turki sendiri empat kali lipat dari keseluruhan jumlah rumah-rumah ibadah non-Muslim di seluruh negara Eropa.
Turki juga mengumumkan, bangunan peninggalan Kesultanan Utsmani di 18 negara di Eropa, sedikitnya 329 diantaranya diubah menjadi gereja atau menara lonceng Israel mengubah bangunan bersejarah.
Kemarin muncul berita tentang Masjid Al Ahmar di Palestina telah diubah-fungsikan oleh Israel menjadi bar dan aula pesta pernikahan, sejak 2019 lalu.
Masjid ini merupakan salah satu bangunan bersejarah milik warga Palestina dari abad ke-13 yang berada di Safed.
Sejarah masjid Al Ahmar
Masjid Al Ahmar dikuasai oleh geng-geng Yahudi pada 1948. Bangunan ini semula diubah menjadi sekolah Yahudi, kemudian menjadi pusat kampanye pemilu Partai Likud. Sebelum menjadi bar, masjid ini juga sempat digunakan sebagai gudang pakaian.
Surat kabar Al-Quds-Al-Arabi melaporkan masjid ini diubah menjadi bar dan aula pesta pernikahan oleh perusahaan yang berafiliasi dengan pemerintah Israel.
Sejarawan asli Safed, Dr Mustafa Abbasi mengatakan Masjid Al-Ahmar dibangun pada tahun 1276 memiliki nilai historis dan arsitektur yang langka.
“Masjid Al-Ahmar mendapatkan namanya dari batu merahnya. Hari ini, masjid ini digunakan dalam berbagai cara tetapi bukan sebagai ruang sholat bagi umat Islam,” kata Dr. Abbasi, seperti dikutip Gulf News.
Selain berubah fungsi, namanya juga turut diubah dari Masjid Al-Ahmad menjadi Khan Al-Ahmad.
Sekretaris Safed and Tiberias Islamic, Khair Tabari mengatakan ia telah menunggu keputusan pengadilan Nazareth terkait gugatan yang diajukan untuk meminta fungsinya dikembalikan kembali menjadi masjid.
“Saya telah menyerahkan dokumen untuk membuktikan kepemilikan umat Islam atas masjid tersebut,” ujarnya.
Dia juga menyerukan berbagai lembaga politik untuk meningkatkan kerjasama untuk menyelamatkan bangunan masjid dari penyalahgunaan.
Tabari mengatakan perubahan fungsi masjid membuatnya terbuka untuk digunakan oleh semua orang, kecuali umat Islam.
Safed merupakan daerah yang pernah dihuni oleh 12 ribu warga Palestina yang kemudian diusir dari rumah mereka oleh pemerintah Israel pada 1948.
Perubahan masjid Al Ahmar di distrik Safed, wilayah Palestina yang diduduki Israel, menjadi bar kembali ramai disorot belakangan ini, terutama setelah Turki mengembalikan fungsi situs bersejarah Hagia Sophia dari museum menjadi masjid.
Israel sebenarnya telah mengubah masjid Palestina yang dibangun di abad ke-13 itu menjadi bar dan gedung resepsi pernikahan pada April 2019 lalu.
Dibangun pada 1276, Masjid Al Ahmar merupakan salah satu masjid bersejarah yang dikenal akan nilai historis dan model arsitekturnya yang langka.
“Masjid Al Ahmar dinamakan seperti itu karena batu merahnya. Masjid ini memiliki nilai sejarah dan arsitektur yang langka karena didirikan oleh Mameluke Sultan Al Daher Baibars pada 1223-1277,” kata seorang sejarawan sekaligus warga lokal Safed, Mustafa Abbas, seperti dilansir Gulf News.
Dikutip Middle East Monitor, Masjid Al Ahmar merupakan salah satu masjid paling bersejarah di Timur Tengah.
Masjid itu pernah mengalami beberapa kali perubahan terutama sejak Israel terbentuk, menjajah, dan menduduki sebagian wilayah Palestina termasuk Safed pada 1948.
Israel pernah menjadikan masjid Al Ahmar sebagai sekolah Yahudi. Pada 2006, bangunan tersebut digunakan sebagai kantor pusat kampanye Partai Kadima yang dibentuk Partai Likud pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Sebelum difungsikan sebagai bar atau kelab malam, bangunan masjid tersebut sempat digunakan sebagai gudang pakaian.
Selain berubah fungsi, Israel turut mengubah nama bangunan tersebut dari Al Ahmar menjadi Khan Al-Ahmar.
Israel kerap diduga berupaya menghilangkan situs-situs Islam bersejarah Palestina secara sistematis dengan tujuan melenyapkan identitas Palestina, terutama di wilayah-wilayah yang mereka duduki saat ini.
Selain Masjid Al Ahmar, salah satu masjid bersejarah di Safed yakni Masjid Yunani atau greek Mosque juga mengalami nasib serupa. Israel mengubah fungsi masjid yang dibangun pada 1319 itu menjadi pusat galeri seni dan dilarang digunakan sebagai tempat shalat.
Masjid Al Ahmar kembali disorot lantaran sejumlah pihak menganggap dunia Barat saat itu tutup mata dengan tindakan Israel yang mengubah tempat ibadah umat Islam tersebut menjadi tempat hiburan.
Sementara itu, respons berbeda terlihat dari sejumlah negara Barat terkait perubahan fungsi Hagia Sophia di Istanbul.
Sejumlah negara Barat seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia, hingga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memprotes langkah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terhadap Hagia Sophia, yang dinilai mengancam nilai peradaban yang melekat pada Hagia Sophia.
Paus Fransiskus di Vatikan hingga komunitas Gereja Kristen Ortodoks bahkan menyatakan penyesalan atas perubahan status Hagia Sophia yang pernah berfungsi sebagai katedral.
“Kuman di seberang lautan terlihat, gajah di pelupuk mata tak tampak,” seperti kata pepatah Melayu. (HMP)
Discussion about this post