Daily News|Jakarta – Regulator keuangan China menyerukan penanganan default yang lebih transparan dan adil untuk mengembalikan kepercayaan investor di pasar obligasi terbesar kedua di dunia, setelah kegagalan pembayaran mencapai rekor tertinggi tahun ini.
Pejabat senior dari bank sentral, badan pengawas sekuritas, mahkamah agung dan departemen lain membahas penyelesaian sengketa yang dimediasi pengadilan mengenai gagal bayar obligasi pada simposium di Beijing pada hari Selasa, menurut pernyataan yang diposting di situs People’s Bank of China.
Meningkatkan mekanisme penanganan gagal bayar obligasi akan sangat penting untuk mencegah dan menyelesaikan risiko keuangan, dan itu harus dilakukan dengan cara yang berbasis pasar dan menghormati aturan hukum, kata pernyataan yang dikutip Liu Guoqiang, wakil gubernur bank sentral, seperti dikutip Di rapat. Zou Lan, pejabat senior People’s Bank of China yang bertanggung jawab atas pasar keuangan, mendesak penanggulangan kegagalan pembayaran yang lebih efisien pada pertemuan yang sama, Financial News yang dikelola pemerintah melaporkan Rabu.
Default obligasi darat China telah melampaui 130 miliar yuan sejauh ini tahun ini, melampaui tertinggi tahunan sebelumnya yang mencapai 122 miliar yuan pada tahun 2018, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Gelombang pembayaran yang terlewatkan telah menimbulkan kekhawatiran atas risiko pembiayaan kembali dan kemampuan pemerintah untuk menjaga pasar keuangan stabil di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi.
Semua pemegang obligasi harus diperlakukan dengan setara dalam proses penyelesaian perselisihan default, Liu juga dikutip mengatakan dalam pernyataan itu.
Pengaturan pembayaran di bawah meja tidak biasa di Cina setelah perusahaan gagal memenuhi kewajiban utangnya. Praktek buram termasuk memprioritaskan kompensasi bagi investor ritel atas kreditor institusional atau pembayaran utang luar negeri atas wesel bayar. Trik lain mengenai analis adalah ketika seorang debitur melewatkan pembayaran, ia cenderung mencari cara untuk merundingkan perpanjangan pembayaran dengan kreditor melalui diskusi pribadi sebagai ganti menyelesaikannya melalui lembaga kliring.
China telah mulai mengembangkan sistem berbasis pasar untuk perpanjangan obligasi dan perdagangan utang yang gagal bayar, sebagai bagian dari upaya untuk membangun “mekanisme multi-layer” untuk melakukan diversifikasi pendekatan penanganan kegagalan pembayaran, kata Liu. Negara ini akan meningkatkan kolaborasi antara regulator pasar obligasi yang berbeda, dengan fokus selanjutnya pada peningkatan aturan pengungkapan informasi pasar obligasi, tambahnya.
Pada simposium hari Selasa, Zhou Qiang, presiden Mahkamah Agung Rakyat, berjanji untuk memperkuat perlindungan hak-hak investor, seperti meminta penerbit obligasi lebih bertanggung jawab atas pengungkapan informasi.
Yi Huiman, ketua Komisi Regulasi Sekuritas China, mengatakan pengawas akan meningkatkan pengawasan penerbit obligasi dan lembaga perantara dan meningkatkan hukuman bagi pelanggar, menurut pernyataan itu. (HMP)
Discussion about this post