Daily News|Jakarta – Pemerintah China menggelar tes virus corona massal di sejumlah daerah seperti Ibu Kota Beijing dan Shanghai, setelah mencatat lebih dari 100 kasus Covid-19 harian selama beberapa waktu terakhir.
Antrean panjang warga terlihat mengulur di sejumlah tempat pemeriksaan corona massal pada beberapa distrik di Beijing pada Jumat (22/1).
Antrean sepanjang lebih dari 200 meter terlihat mengular di luar Sekolah Dasar Dengshikou yang menjadi salah satu tempat tes corona massal.
Seorang pria bermarga Lin mengatakan supermarket tempat ia bekerja memintanya melakukan tes corona.
“Orang-orang di sini semuanya harus diorganisir oleh perusahaan mereka sendiri. Saya tidak terlalu khawatir, meski gelombang wabah ini agak tidak terduga. Saya datang untuk periksa seperti yang diperintahkan perusahaan saya,” kata Lin seperti dikutip Reuters.
Sementara itu, pihak berwenang Shanghai juga mulai melakukan tes corona massal bagi staf dan pekerja medis di seluruh rumah sakit di kota itu.
Pemerintah China mendapati 103 kasus corona baru harian pada Jumat yang berkurang sedikit dari 144 kasus pada Kamis (21/1).
Dari ratusan kasus corona baru itu, 94 diantaranya merupakan transmisi lokal. Kebanyakan kasus corona baru terdapat di Provinsi Heilongjiang.
Hampir semua penularan lokal corona yang terdapat di Kota Harbin, Provinsi Heilongjiang, terkait dengan pabrik pengolahan daging yang bekerja sama dengan korporasi agro-industri Thailand, CP Group.
Kelompok kasus itu dianggap sebagai klaster pertama corona di pabrik daging China.
Belasan kasus corona baru juga masih ditemukan di Provinsi Jilin. Kota Beijing dan Shanghai sendiri melaporkan tiga dan enam kasus baru pada hari ini.
China juga telah menerapkan penguncian wilayah atau lockdown terhadap setidaknya empat kota akibat lonjakan virus corona yakni Shijiazhuang, Xingtai, Suihua, dan Langfang.
Pemerintah Kota Tieli yang bersebelahan dengan Kota Suihua juga telah meminta warga untuk tidak keluar kota selama tiga hari sebagai bentuk antisipasi penyebaran Covid-19.
Selain mencatat rekor kasus corona baru, China juga melaporkan kematian pertama akibat Covid-19 pada Kamis (14/1) sejak delapan bulan terakhir.
China terakhir kali melaporkan kematian akibat corona pada Mei 2020 lalu.
Pengetatan kebijakan pembatasan pergerakan akibat corona ini kembali diterapkan Beijing menjelang liburan Tahun Baru Imlek yang akan berlangsung pada Februari mendatang.
Ratusan juta orang kerap melakukan perjalanan mudik selama perayaan Imlek.
Akibat pandemi, perayaan Imlek diperkirakan akan lebih sepi dari tahun-tahun biasanya.
“Saya tidak pernah dipisahkan dari putri saya selama perayaan Tahun Baru Imlek sebelumnya,” kata seorang warga bermarga Hao.
Hao saat ini berada di Shijiazhuang merawat ibunya. Ia terjebak di sana setelah tidak diperkenankan kembali ke Beijing di mana sisa anggota keluarganya berada. (HMP)
Discussion about this post