Daily News|Jakarta –Twitter, raksasa media sosial mengambil tindakan terhadap jaringan akun yang melanggar aturan tentang spam dan manipulasi platform.
Twitter mengatakan telah menangguhkan sejumlah akun yang diklaim dimiliki oleh pendukung kulit hitam Presiden Donald Trump dan kampanye pemilihan ulangnya, dengan mengatakan akun tersebut melanggar aturannya tentang spam dan manipulasi platform.
“Tim kami bekerja dengan rajin untuk menyelidiki aktivitas ini dan akan mengambil tindakan sesuai dengan Peraturan Twitter jika Tweet ditemukan melanggar,” kata juru bicara perusahaan media sosial itu pada Selasa.
Darren Linvill, seorang peneliti disinformasi media sosial di Clemson University yang mengatakan dia telah melacak akun tersebut sejak Sabtu, menemukan lebih dari dua lusin akun yang secara kolektif memiliki 265.000 retweet atau mention Twitter.
Dia mengatakan akun-akun itu memiliki ukuran yang beragam, tetapi beberapa telah memperoleh puluhan ribu pengikut.
Sebuah ulasan dari beberapa akun yang ditangguhkan menunjukkan bahwa mereka sering menggunakan gambar orang sungguhan yang tidak sesuai dengan namanya dan memposting bahasa yang identik dalam pesan mereka.
Beberapa telah menarik ribuan pengikut sebelum mereka diskors. Akun tersebut terkadang diklaim sebagai milik veteran militer atau anggota penegak hukum.
Linvill mengatakan beberapa akun menggunakan foto pria kulit hitam Amerika yang muncul di artikel berita. Beberapa menggunakan gambar identik Trump sebagai gambar header mereka.
Kampanye Trump tidak segera menanggapi permintaan Reuters untuk mengomentari penyelidikan, yang pertama kali dilaporkan oleh Washington Post.
Linvill mengatakan kepada kantor berita Reuters dalam wawancara telepon bahwa sebagian besar akun dibuat pada tahun 2017 tetapi menjadi lebih aktif dalam dua bulan terakhir.
Dia mengatakan bahwa semua akun yang dia lacak di grup tersebut sekarang telah ditangguhkan oleh Twitter, tetapi kerusakan telah terjadi.
“Tidak masalah jika Twitter menutup Anda dalam empat hari, itu sudah berdampak,” kata Linvill.
Twitter menolak menjawab pertanyaan Reuters tentang asal akun tersebut. (HMP)
Discussion about this post