Daily News|Jakarta – Ratusan warga Brasil berkumpul di Sao Pulo pada Minggu (1/11) untuk memprotes rencana imunisasi wajib virus corona dan pengujian oleh vaksin potensial yang dikembangkan perusahaan biofarmasi China, Sinovac.
Seorang demonstran memegang papan bertuliskan “Kami bukan kelinci percobaan”, sementara demonstran lain mengenakan topeng kuning bertuliskan “tidak ada vaksin”.
Para demonstran di jalan raya komersial utama Sao Paulo berdemonstrasi pada Minggu malam dengan dukungan penuh dari Presiden Bolsonaro. Banyak dari mereka tidak memakai masker.
“Kami menentang duta besar otoriter China Joao Doria, yang sekarang akan mewajibkan vaksin itu bertentangan dengan keinginan kami. Ini tidak terjadi di mana pun di dunia, bahkan di China,” kata salah seorang demonstran, Andre Petros.
Dilansir Associated Press, para demonstran juga melakukan demonstrasi di Pantai Copacabana di Rio de Janeiro.
Gubernur Sao Paulo Joao Doria, mendukung untuk mewajibkan imunisasi Covid-19 begitu vaksin tersedia. Dukungan itu membuatnya berselisih dengan Presiden Brasil Jair Bolsonaro yang mengatakan tindakan semacam itu harus bersifat opsional di Brasil.
Dilansir ABC News, sejumlah vaksin diwajibkan di Brasil, termasuk imunisasi hepatitis B untuk semua bayi yang baru lahir.
Di Sao Paulo, vaksin Sinovac sedang diuji sebagai bagian dari uji klinis fase ketiga dengan dukungan pemerintah Doria.
Bulan lalu, Kementerian Kesehatan Federal Brasil mengumumkan akan membeli 46 juta dosis jika vaksin tersebut mendapat persetujuan regulasi.
Kesepakatan itu didukung oleh gubernur negara bagian, tapi sehari kemudian Bolsonaro menolaknya dan mengatakan Brasil tidak akan membeli vaksin.
Bolsonaro yang sempat terjangkit Covid-19 pada Juli lalu telah menjadi kritikus yang vokal terhadap China karena investasi dan pengaruhnya yang berkembang di Brasil.
Para profesional kesehatan pun angkat bicara mendukung upaya vaksinasi.
“Vaksinasi secara masal dengan cakupan yang tinggi akan menjadi satu-satunya mekanisme yang kita miliki untuk mengendalikan epidemic, setidaknya dalam jangka menengah,” kata Jesem Orellana, peneliti epidemiologi di Oswaldo Cruz Foundation dalam tanggapan tertulis.
“Kita telah gagal selama delapan bulan terakhir dengan tindakan non-farmakologis,” ujarnya.
Sementara itu, seorang ahli epidemiologi dari University of Sao Paulo, Paulo A. Lotufo, mengatakan program imunisasi nasional telah diterima dengan baik oleh masyarakat Brasil yang melihat dampak positif dari vaksinasi, termasuk melawan meningitis dan polio.
“Penduduk akan mengambil vaksin. Lebih dari 90 persen populasi akan divaksinasi,” prediksi Lotufo dalam wawancara via Skype.
Menurut Johns Hopkins University, Brasil memiliki wabah virus corona terburuk ketiga di dunia dengan 5,5 juta kasus, setelah Amerika Serikat dan India.
Dalam hal kematian, negara ini memiliki penghitungan tertinggi kedua dengan lebih dari 160 ribu kematian, 70 ribu lebih sedikit dari AS.
Sao Paulo adalah negara bagian terbesar di Brasil dengan populasi lebih dari 41 juta. Lebih dari setengah penduduk negara bagian itu tinggal di kota Sao Paulo.
Sinovac juga menjadi salah satu kandidat vaksin yang tengah disiapkan pemerintah Indonesia.
Vaksin Sinovac yang akan diproduksi bersama Bio Farma, saat ini sudah berada pada tahap uji klinik fase 3 di Bandung dan telah mengambil subjek sebanyak 1.620 orang dewasa dan sedang menunggu hasilnya. (HMP)
Discussion about this post