Daily News Indonesia | Jakarta – Pemerintah Belanda mengakui salah satu jet tempurnya berhasil menghancurkan pabri bom ISI. Namun, Belanda juga mengakui serangan udara di Irak utara pada 2015 lalu menewaskan puluhan orang. Selama ini Belanda tidak mengakui tewasnya penduduk sipil.
Pemrintah Belanda mengatakan jet F-16 yang tergabung dalam pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat di Irak, menewaskan sekitar 70 milisi ISIS dan warga sipil.
Ini untuk pertama kalinya pemerintah Belanda memberikan detil terkait serangan tersebut, yang menyasar lokasi yang diduga sebagai pabrik bom ISIS di Hawija, dekat kota Baghdad.
Para pejabat Belanda mengatakan, tidak ada warga sipil di dekat pabrik pada saat serangan itu. Namun mereka membenarkan serangan itu memicu ledakan yang menghantam area yang lebih luas dari yang diperkirakan.
Mereka menyatakan, ledakan kedua yang besar dan tak terduga, menyebabkan korban jiwa semakin tinggi dari perkiraan. Fasilitas ISIS di Hawija yang diserang pada 2 Juni 2015 itu diyakini memproduksi bom rakitan (IED) yang digunakan untuk menyerang pasukan koalisi, kata pernyataan itu.
Menteri Pertahanan Belanda, Anna Bijleved, mengatakan “hubungan antara pejuang ISIS yang tewas dan korban sipil tidak dapat ditentukan setelahnya”. Dia mengatakan intelijen sebelum serangan mengindikasikan bahwa “tidak ada warga sipil di sekitar target”.
“Pemukiman terdekat berada di luar area kerusakan … Namun setelah serangan, ledakan sekunder yang lebih besar terjadi di luar ekspektasi, menyebabkan area kerusakan yang lebih besar,” dia menambahkan.
“Ternyata ada jauh lebih banyak bahan peledak di pabrik IED daripada yang diketahui atau dapat diperkirakan oleh Belanda berdasarkan informasi yang tersedia … Ini juga menghancurkan sejumlah besar bangunan lain di daerah tersebut.”
Sehari setelah pemboman Hawija, petinggi Angkatan Udara AS Letnan Jenderal John Hesterman mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa “senjata yang cukup kecil” telah dijatuhkan di “bangunan yang diketahui ‘memproduksi’ IED di kawasan industri”.
“Ledakan kedua, yang disebabkan oleh sejumlah besar bahan peledak ISIS, sangat besar, dan itu menghancurkan sebagian besar kawasan industri itu,” katanya, seraya menambahkan bahwa koalisi tidak melihat adanya bukti korban sipil. (HMP)
Discussion about this post