Daily News|Jakarta – Korea Selatan akan mulai membangun kapal induk pertamanya tahun depan saat ketegangan di kawasan Asia Pasifik terus memanas. Kapal induk itu dirancang untuk bisa mengoperasikan jet tempur.
“Kapal induk seberat 30 ribu ton dapat mengangkut pasukan militer, peralatan dan material, juga dapat mengoperasikan jet tempur yang mampu lepas landas dan mendarat secara vertikal,” ujar rilis Kementerian Pertahanan Korsel.
“Ini akan memungkinkan militer lebih efektif menekan ancaman dan mengirim pasukan serta material ke wilayah yang disengketakan di laut dengan memainkan peran sebagai kapal pengontrol untuk unit angkatan darat.”
Korea Selatan tahun lalu menyampaikan minatnya pada sebuah kapal induk dan mengatakan akan membangun “kapal angkut besar multiguna”.
Dalam rencana nasional 2021-2025 yang diterbitkan pekan ini, untuk pertama kalinya pemerintah secara eksplisit berkomitmen membangun peralatan bernilai miliaran dolar.
Dilansir dari CNN, Korea Selatan kemungkinan juga membeli jet tempur F-35B buatan AS yang memiliki kemampuan lepas landas pendek dan pendaratan vertikal serta kompatibel dengan kapal induk kecil.
F-35B adalah satu-satunya jet tempur dengan lepas landas pendek dan pendaratan vertikal yang diproduksi di dunia.
Korea Selatan akan bergabung dengan Jepang dan AS dalam mengerahkan F-35B di kapal induk ringan di Pasifik barat.
Ketiga negara itu diketahui memiliki hubungan kontroversial dengan Korea Utara yang melanjutkan uji coba rudal setelah Kim jong-un dan Presiden AS Donald Trump gagal mencapai kesepakatan nuklir.
Berbobot 30 ribu ton, ukuran kapal Korea Selatan akan lebih mirip kapal Jepang daripada USS America seberat 43 ribu ton yang dikerahkan ke Negeri Sakura.
Korea Selatan tidak menjelaskan perkiraan biaya untuk kapal induk ringan tersebut, tapi pemerintah AS melaporkan harga versi terbaru USS America yang 25 hingga 30 persen lebih besar bernilai hampir USD$4 miliar atau sekitar Rp59,2 triliun.
Pensiunan jenderal bintang tiga Angkatan Darat Korea Selatan, Chun In-bum mempertanyakan rencana investasi peralatan tempur itu.
“Analisis biaya dan keuntungan benar-benar perlu dilakukan. Apakah layak menginvestasikan uang sebanyak ini?,” ujarnya.
Dia mengatakan bidang-bidang seperti logistik, pelatihan, dan radio bagi militer harus menjadi prioritas.
Sementara itu China juga telah membangun kapal serbu amfibi besar, namun Beijing belum memiliki jet tempur dengan kemampuan lepas landas pendek dan pendaratan vertikal untuk digunakan di atasnya. (HMP)
Discussion about this post