Daily News|Jakarta –Sejarah mencatat, di tahun penaklukan Konstantinopel di tahun 1453, kini Istanbul, Muhammad Al Fatih Muhammad Al Fatih dan pasukannya berdiri di depan gereja Hagia Sophia. Kemudian ia turun dari kudanya, shalat dua raka’at di depan gereja itu.
Setelah shalat, Muhammad Al Fatih masuk ke dalam gereja. Melihat para pendeta dan rakyat sipil duduk bersimpuh, Muhammad Al Fatih kemudian memeluk salah seorang pendeta untuk diajaknya berdiri.
Muhammad Al Fatih kemudian berkata: “Berdirilah kalian semua. Kalian semua adalah bebas. Kalian boleh melakukan apa saja sebagaimana manusia merdeka. Beribadahlah sesuai dengan keyakinan kalian. Kami tidak akan mengganggunya. Kini, kalian adalah sama-sama warga negara dengan hak yang sama.”
Namun, kaum Nasrani ketika itu bersepakat menyerahkan gereja Hagia Sophia. Muhammad Al Fatih menolaknya. Ia berkata, “Tetaplah beribadah di dalamnya. Namun, jika kalian merasa kurang nyaman, izinkan aku membeli Hagia Sophia. Dan aku bangunkan gereja-gereja lain di Istanbul untuk ketenangan ibadah kalian.”
Pada saat penaklukkan Konstantinopel tahun 1453, Sultan Muhammad Al Fatih membeli Hagia Sophia dan membangunkan pengganti bangunan Gereja Katedral di lokasi lain tak jauh dari lokasi tempat yang kini dinamai Masjid Aya Sofya.
Dokumen sejarah masih tersimpan di Turki mengenai jual-beli gereja itu, tertanggal 29 Mei 1453, dan mulai saat itu Hagia Sofia berfungsi menjadi masjid selama 500 tahun, sampai kemudian penguasa Turki Kemal Attaturk mengubahkan menjadi museum.
Dengan pembatalan oleh pengadilan keputusan Kemal Attaturk pekan lalu, maka untuk pertama kali berkumandanglah adzan untuk ‘pertama kalinya’ di Aya Sofya, yang sejak 1 Februari 1935 ketika Hagia Sofia yang disebut Turki sebagai ‘Aya Sofy’a diubah menjadi museum oleh pemerintahan sekular Kemal Attaturk. Museum Haga Sofia itu berfungsi selama 85 tahun.
Redaksi DNI berkali-kali mengunjungi Istanbul dan tetap berziarah ke Hagia Sofia bersama obyek-obyek wisata lainnya, termasuk ‘Blue Mosque’, pasar tradisional menjual cindera-mata, dan berbagai arsitektur peninggalan lama yang begitu menawan hati.
Negeri Indonesia begitu dikenal oleh rakyat Turki, dan semua WNI yang berkunjung mendapat perlakuan ramah, tanpa memandang agama atau keperacayaan yang bersangkutan.
Orang-orang Turki, termasuk petugas imigrasi di bandara atau di border selalu memprioritaskan WNI untuk masuk ke Turki.
“Assalamualaikum. From Indonesia? Welcome, Siti” kata orang Turki yang selalu menyebut nama wanita sebagai ‘Siti’.
Aya Sofya (Hagia Sophia) dibangun pada tahun 537 M sebagai Gereja Katedral Ortodoks. Tahun 1204 oleh tentara Salib kemudian diubah menjadi Gereja Katedral Katholik Roma oleh Kekaisaran Latin Konstantinopel. (HMP)
Discussion about this post