Daily News | Jakarta – Partai Demokrat kembali menuding Partai Nasdem tak memegang komitmen perjanjian pembentukan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
Kali ini, anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan ada rumor setelah Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bertemu Presiden Joko Widodo pada 17 Juli 2023, Nasdem mendapatkan isyarat Anies Baswedan boleh maju sebagai bakal calon presiden (bacapares) tanpa memilih Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres).
Namun, pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menganggap tudingan Partai Demokrat tak berdasar. Sebab, hubungan Nasdem dan Jokowi sudah retak semenjak memilih mengusung Anies sebagai bacapresnya pada Oktober 2022.
“Kalau mau jujur, poros perubahan ini adalah poros partai politik yang tidak berada di bawah kendali politik Jokowi,” ujar Adi pada Kompas.com, Kamis (31/8/2023).
“Kalau Nasdem patuh sama Jokowi, mestinya Nasdem tidak mendeklarasikan Anies sejak awal. Kan itu titik awal di mana hubungan Jokowi dan Nasdem mendidih,” sambung dia.
Ia menuturkan, jika Surya Paloh memilih mengikuti langkah politik Jokowi, Anies tak perlu diperjuangkan untuk bisa menjadi bakal RI-1. Pasalnya, selama ini Anies sudah dipandang sebagai figur yang merepresentasikan oposisi pemerintah.
“Kalau Surya Paloh, kalau Nasdem sejak awal tegak lurusnya dengan Jokowi, ngapain susah-susah bikin poros perubahan, harus musuhan dengan Jokowi, harus bersitegang dengan Jokowi yang dibelanya dari 2014 lalu gara-gara dukung Anies,” papar dia.
Di sisi lain, Adi melihat langkah Anies dan Nasdem tidak segera mendeklarasikan bacawapres KPP karena memang tidak memilih AHY.
Menurut dia, AHY dianggap tidak bisa menambal kekurangan basis konstituen Anies di dua wilayah, yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, dan pada pemilih yang tergabung dalam Nahdlatul Ulama (NU).
“Kalau kita menghitung rata-rata kecenderungan, yang tidak mau sama AHY itu kan Anies sama Nasdem. Kalau Anies sama Nasdem memang tertarik, mestinya sejak tahun sudah diumumkan,” imbuh dia.
Adapun Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu Partai Nasdem Effendi Choirie memastikan bahwa Surya Paloh memiliki kemandirian dalam mengambil sikap. Ia meminta Demokrat tak menuding atau menyudutkan Nasdem terkait dinamika pemiliha bacawapres Anies.
“Jadi Nasdem ini saya kira satu-satunya partai yang mandiri, enggak ada itu dipengaruhi atau mbebek (mengikuti) dengan orang atau partai lain,” ucap Effendi pada Kompas.com, Rabu (30/8/2023).
Pengamat politik Bambang Hartoyo PhD yang pakar hukum bersedia berbagi opini dengan Daily News Indonesia, kemarin di Hotel Bidakara Pancoran (30/8) bahwa Demokrat tak perlu membuat sensasi-sensasi yang malah semakin menebalkan keyakinan di masyarakat bahwa Demokrat cut ke cut menjadikan pencalonan AHY sebagai cawapres Anies.
“Di permukaan para petinggi Demokrat bilang tetap solid di KPP dan sepenuhnya menyerahkan keputusan penetapan cawapres pada Anies Baswedan, namun mengapa di balik itu Demokrat rajin bergerilya bahkan mengancam-ancam Anies bahwa mereka bisa mundur dari KPP.”
Menurut Bambang, itu sebabnya dia tidak heran ketika Anies menyatakan calon wapresnya adalah tokoh yang berani dan ikhlas. Jadi karena itu cawe-cawe Demokrat itu malah menurunkan rating Demokrat di mata pemilih Pemilu 2024,” tutupnya. (DJP)
Discussion about this post