Daily News – Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih kali ini dinilai lain dari yang lain. Lebih istimewa. Sebab, tokoh-tokoh yang selama ini dipandang publik selalu dalam posisi konfliktual hadir.
Salah satunya adalah kehadiran Megawati Soekarnoputri, Presiden RI kelima dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden RI keenam. Menurut Dekan Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) Erwan Agus Purwanto, kehadiran Megawati dan SBY pada pelantikan Joko Widodo (Jokowi) dan Ma’ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024 merupakan peristiwa sejarah.
Pelantikan Presiden pun menjadi begitu istimewa dengan kehadiran keduanya. Sebab yang tercatat dibenak publik, SBY dan Mega hubungannya tak harmonis.
” Saya kira itu satu peristiwa sejarah yang sangat bagus bagi bangsa kita bahwa makin hari kita bisa menjalankan praktik demokrasi dengan dewasa,” kata Erwan, saat dihubungi Daily News di Jakarta, Senin (21/10/2019).
Makin istimewa lagi, lanjut Erwan, karena dalam pelantikan Jokowi, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno juga hadir. Kedua rival Jokowi di pemilihan presiden itu, berbesar hati untuk hadir menyaksikan pelantikan. Ini sebuah contoh baik yang akan dicatat oleh publik.
“Mereka yg terlibat dalam kontestasi politik bisa menjadi contoh bagi masyarakat luas bahwa kontestasi politik bukan permusuhan, tapi merupakan hal biasa dalam negara demokrasi,” katanya.
Setidaknya, pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024, kata Erwan membawa pesan bahwa yang memang tidak jumawa. Dan yang kalah bisa menerima kekalahan dan berjiwa besar untuk mengawal jalannya pemerintahan dengan kritis.
” Lebih dari itu, kita juga berbangga Ibu Megawati, Pak Prabowo dan Pak SBY menunjukkan diri sebagai bapak dan ibu bangsa yang bisa menjadi teladan. Harapannya para pendukung dan massa di tingkat grass roots bisa mengikuti teladan mereka,” ujarnya. (SPY)
Discussion about this post