Daily News|Jakarta – Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima) Ray Rangkuti menilai Presiden Joko Widodo tidak layak mendapatkan anugerah sebagai ‘Putera Reformasi’.
Setidaknya ada tiga catatan menurut Ray Rangkuti yang menjadi alasan Jokowi tak bisa mendapatkan anugerah itu. Antara lain, pertama, keputusan Jokowi disebut bertentangan dengan semangat reformasi.
“KPK diperlemah, RKHUP dimasukan kembali prinsip yang ditolak reformasi sejak awal,” ujar Ray Rangkuti di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (22/9/2019).
Selain itu, Ray Rangkuti juga menilai UU pertanahan bertentangan dengan semangat reformasi. Demikian yang membuat Jokowi dinilai tidak pantas, dianugerahi gelar putera reformasi.
“Alasan kedua, karena selama lama tahun kepemimpinannya ide reformatif yang dilaksanakan oleh pak Habibie. Pembenahan birokrasi enggak jalan, pembenahan institusi Polisi Kejaksaan tidak jalan,” imbuh dia.
Isu penganugerahan gelar Putera Reformasi untuk Jokowi itu beredar lewat tersebarnya foto surat di internet. Surat itu berkop Universitas Trisakti bernomor 339/AK.15/USAKTI/R/IX/2019.
Dalam surat itu tertulis, Jokowi akan diberi penghargaan sebagai Putera Reformasi. Disebut, penghargaan dipersembahkan kepada Jokowi atas karya dan keberhasilan dalam mendukung cita-cita gerakan reformasi yang diawali dari peristiwa 12 Mei 1998 di kampus Trisakti.
Surat berkop Universitas Trisakti bernomor 339/AK.15/USAKTI/R/IX/2019 sedang ramai dibahas di media sosial. Surat itu ditujukan kepada Menteri Sekretaris Kabinet terkait rencana pemberian penghargaan kepada Presiden Jokowi.
Ray Rangkuti berharap, agar gelar reformasi tidak mudah dianugerahkan kepada sembarang orang. Sebab menurutnya, prototipe dari seorang reformatif itu tidak mudah, dan berjuangnya juga tidak mudah.
“32 tahun itu orang memperjuangkan. Jadi jangan sembrono gelar sono gelar sini. Kita sudah melihat bapak reformasi yang gagal. Gagal menjadi bapak reformasi. Jadi jangan terlalu mudah mengobral gelar reformasi itu. Apalagi betul-betul enggak dijiwai,” tandas Ray Rangkuti menegaskan, Jokowi tak pantas dianugerahi gelar Putera Reformasi.