Daily News indonesia – Penetapan Jakarta sebagai Kota Sastra Dunia oleh UNESCO merupakan pengakuan bahwa ibu kota adalah kota yang dibangun oleh sastra.
“Sepanjang perjalanan kota ini dari dulu sampai sekarang, banyak intelektual, penulis, akademisi, dan sastrawan yang telah memberi dampak bagi perkembangan kota,” kata Yanuardi Syukur, Presiden Rumah Produktif Indonesia kepada KBA News di Jakarta, Kamis, 11 November 2021.
Bahkan, kata Anggota Dewan Pakar Gekrafs itu, perlawanan terhadap kolonialisme dilakukan juga menggunakan pena.
“Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diabadikan dalam tulisan Bung Karno di Jakarta. Dampak dari tulisan Bung Besar tersebut adalah Indonesia merdeka dan selanjutnya berdaulat hingga berdiri di kaki kita sendiri, lepas dari penjajahan,” jelasnya.
Konsekuensi sebagai Kota Sastra Dunia, lanjut Antropolog itu, Jakarta harus terus memberdayakan jaringan para penulis, sastrawan, intelektual, dan aktivis literasi untuk membangun kota secara berkelanjutan.
“Kota ini milik kita semua, dan semua warga patut untuk bahu membahu membangunnya,” lanjut dia.
Oleh karena itu, pemerintah diharapkan mengalokasikan pendanaan yang cukup bagi penerbitan buku atau pembuatan konten kreatif digital.
“Kepala Perpusnas (Perpustakaan Nasional-red) M. Syarif Bando mengatakan bahwa saat ini ISBN dapat diajukan langsung oleh penulis,” jelas Yanuardi Syukur.
Menurutnya, hal itu perkembangan yang sangat penting dan memudahkan untuk penulis.
Selain itu, kemudahan lainnya seperti akses pendanaan kolaboratif juga patut dipikirkan agar budaya kreatif dapat terus terpelihara dan melahirkan karya-karya kreatif dan inovatif.
Penulis buku “Revolusi Intelektualitas Bangsa Indonesia” ini menjelaskan, sebagai Kota Sastra Dunia, berarti Jakarta adalah kota kreatif. Maka, subsektor ekonomi kreatif juga harus ditingkatkan.
“Berarti, subsektor ekonomi kreatif yang dikembangkan Kemenparekraf seperti permainan, arsitektur, desain interior, musik, fesyen, kuliner, film/animasi/video, fotografi, desain komunikasi visual, kriya, periklanan, penerbitan, dan aplikasi harus ditingkatkan dan dibuka berbagai aksesnya. Itu semua tidak lepas dari konten, dan konten itu terkait dengan bacaan, imajinasi, dan inovasi,” ujarnya.
Saat ini, otomotif juga ada kemungkinan dimasukkan sebagai subsektor ekonomi kreatif tersebut. Perkembangan otomotif tidak cukup hanya dilihat sebagai teknologi, tapi juga budaya dan literasi.
Persiapan kota-kota dunia bertransformasi dari mobil konvensional menuju mobil listrik tidak lepas dari literasi dan bacaan. Menuju masa depan yang diharapkan aman untuk keberlangsungan kehidupan di bumi ini, masyarakat butuh banyak bacaan dan konten agar masa depan dapat diwariskan dalam keadaan yang lebih baik.
“Kota Sastra Dunia adalah pencapaian sekaligus amanah bagi Jakarta, sebagaimana kota-kota kreatif lainnya yakni Bandung, Pekalongan dan Ambon. Kolaborasi untuk merawat kreativitas dan inovasi bagi warga kota harus terus dijaga dan dikembangkan secara sinergis dan kolaboratif,” ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur Anies Baswedan juga menyampaikan kebanggaan setelah Jakarta terpilih sebagai City of Literature atau Kota Sastra Dunia, diumumkan oleh UNESCO pada 8 November 2021 kemarin.
“Alhamdulillah,” tulis Anies Baswedan dalam Instagram resminya.
Jakarta termasuk bersama 49 kota lain di dunia yang tergabung dalam jaringan kota kreatif dunia (UNESCO’s Creative City Network) tahun 2021 dan menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang terpilih.(Ramli)
Discussion about this post