Daily News|Jakarta – Lembaga survei Indikator Politik, Ahad (9/1/2022), merilis hasil survei pada Desember 2021. Salah satu hasil yang disurvei adalah soal elektabilitas calon wakil presiden.
Pengumuman hasil-hasil survey yang di permukaan terasa ganjil dan ingin menggiring opini public semakin meresahkan rakyat.
Ini adalah bentuk ‘kebohongan publik’ seperti praktik ini harus diawasi dan diakhiri. Perusahaan survey dalam praktik ini jugstru merusak demokrasi, demikian tanggapan di media sosial
Publik kini sadar, semakin mendekat ke tahun 2024 maka kegiatan survey – profesional atau abal-abal– semakin menggila.
“Kini hampir setiap hari ada saja pihak yang mengaku perusaaan survey, padahal menjadi ukonsltan politik, meluncurkan hasil survey mereka dalam rangka memengaruhi opini public, tentu dengan bayaran,” komentar seorang pakar survey di media sosial.
“Besok, muncul lagi perusahaan survey mengklaim hasil yang bertolak-belakang yang membuat masyarakat semakin tak percaya terhadap hasil-hasil survey yang dipublikasikan dengan tujuan jelas dan imbalan materi,” bagitu komentar netizen kecewa tanpa adanya pengawasan dari orgaisasi profesi baik secara etika maupun dari segi keabsahan metodologi survey.
Seperti diketahui, banyak perusahaan konsultan politik dengan kontrak bayaran berlindung di balik survey yang seyogianya mencerdaskan public dengan hasil survey yang secara etika dan metologis dapat dipertanggungjawabkan malah menjadi penggiring opini, complain warganet.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan, salah satu pertanyaan yang diajukan kepada responden mengenai elektabilitas calon wapres adalah jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan dipilih sebagai calon wapres.
Ada 12 nama simulasi calon wapres yang muncul. Salah satunya yaitu Erick Thohir yang saat ini menjabat sebagai menteri BUMN.
“Erick Thohir posisi keempat 7,9 persen,” klaim Burhanuddin yang dikutip dari Materi Rilis Survei Nasional Pemulihan Ekonomi Pasca-covid 19 dan Dinamika Elektoral Jelang Pemilu 2024. Namun survey ini menimbulkan kecurigaan dan bagian dari pekerjaa timses.
Sementara, di posisi ketiga, kedua, dan pertama berturut-turut ditempati oleh Agus Harimurti Yudhoyono, Ridwan Kamil, dan Sandiaga Uno. Agus meraih 12,0 persen, Ridwan Kamil 15,3 persen, dan Sandiaha Uno 25,0 persen.
Sementara di bawah Erick yaitu di posisi kelima sampai 12 yakni Airlangga Hartarto, Khofifah Indar Paranwansa, Puan Maharani, Mahfud MD. Kemudian, Bambang Soesatyo, Muhaimin Iskandar, Zulkifli Hasan, dan Syaikhu Ahmad. Sedangkan sisanya tidak menjawab.
Indikator Politik Indonesia melakukan survei tatap muka pada 6-11 Desember 2021. Penarikan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan jumlah responden mencapai 1.220 orang. Survei ini memiliki margin of error kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (DJP)
Discussion about this post