Daily News | Jakarta – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mencuri perhatian di tengah kebuntuan penentuan calon presiden (capres) dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy mengatakan belum ada kemajuan yang berarti dalam koalisi tersebut, termasuk penentuan sosok capres dan cawapres.
Romy, sapaan akrabnya, menilai peta politik saat ini masih dinamis. Ia melihat masih ada kemungkinan partai keluar-masuk koalisi tersebut.
“KIB sampai hari ini masih ada. Saya melihat belum ada kemajuan berarti, baik tentang (sosok) capres dan cawapres,” kata Romy pada Bimbingan Teknis (Bimtek) Anggota DPRD PPP se-Jatim di Surabaya, Senin (6/3).
Romy mengungkap telah bertemu Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto. Mantan terpidana kasus suap itu mengaku ada tawaran membentuk koalisi dari PDI-P.
Ia bicara banyak mengenai sejarah kerja sama PPP dengan PDI-P sejak Orde Baru. Namun, Romy belum memastikan apakah PPP akan hengkang dari KIB.
Terpisah, Plt. Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono menyampaikan kemungkinan bekerja sama dengan PDI-P. Akan tetapi, ia menegaskan kerja sama itu tak harus berujung perpecahan KIB.
Dua partai anggota KIB lainnya langsung merespons sinyal PPP hengkang dari koalisi. Wakil Sekretaris Jenderal PAN Fikri Yasin membantah pernyataan Romy soal KIB jalan di tempat.
“Agak keliru cara pandangnya kalau melihat KIB ini jalan di tempat, karena melihat sebuah koalisi partai politik tidak bisa seperti melihat pembangunan jembatan,” ucap Fikri kepada CNNIndonesia.com, Selasa (7/3).
Sementara itu, Ketua DPP Partai Golkar Dave Laksono menegaskan KIB masih solid. Dia juga menjelaskan ada beberapa agenda KIB dalam waktu dekat.
“Sampai saat ini KIB masih solid kok,” ungkap Dave kepada CNNIndonesia.com, Kamis (2/2).
KIB merupakan koalisi berisi tiga partai politik, yaitu Partai Golkar, PAN, dan PPP. Koalisi itu didirikan pada 12 Mei 2022, sekitar 19 bulan menjelang pemilu.
Koalisi itu dibentuk untuk merapatkan barisan menjelang Pilpres 2024. Namun, koalisi tersebut tak kunjung mendeklarasikan capres dan cawapres hingga saat ini.
Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai manuver PPP itu disebabkan ketidakjelasan KIB dalam penentuan capres.
PPP butuh capres secepatnya untuk mendongkrak elektabilitas. Ujang menyebut PPP menjadi partai paling rawan di KIB karena diprediksi tak lolos parlemen.
“KIB dibentuk belum ada kejelasan siapa capres-cawapresnya, pendanaan seperti apa.Sementara PPP paling rawan suaranya, mereka perlu calon presiden untuk mendapatkan limpahan suara,” kata Ujang kepada CNNIndonesia.com, Rabu (8/3).
Ujang berpendapat PPP mulai merapat ke PDI-P untuk mendorong KIB bergerak. Pada saat yang sama, mereka membuka peluang untuk berkoalisi dengan partai baru.
Ia menilai arah baru PPP akan ditentukan setelah pengumuman capres dari kedua koalisi. Bila PDI-P mengusung Ganjar Pranowo, ada kemungkinan PPP hengkang dari KIB.
“Kalau PDI-P tetap mendukung Puan, PPP mungkin kembali ke KIB,” ujarnya.
Misteri Capres KIB
Sepuluh bulan berdiri, KIB belum kunjung mengumumkan capres untuk Pilpres 2024. Golkar masih bertahan dengan keputusan musyawarah nasional mereka, yaitu Airlangga capres.
Sementara PAN menyadari ketua umum Zulkifli Hasan tak dijagokan sebagai capres. Di sisi lain sejumlah kader PPP menyuarakan nama Mardiono untuk duduk di posisi cawapres.
Muncul nama-nama lain yang diembuskan politisi KIB, seperti Ganjar Pranowo, Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, hingga Erick Thohir. Namun, nama-nama itu baru sebatas wacana di antara politisi KIB.
Zulhas sempat menggaungkan paket capres-cawapres Ganjar-Erick. Usulan itu sempat ditanggapi positif oleh PPP, tetapi belum ada deklarasi resmi.
“Izinkan saya mengakhiri pidato pada Rakornas PAN. Jalan-jalan ke Simpanglima, jangan lupa beli lumpia. Kalau Pak Ganjar dan Pak Erick sudah bersama, insyaallah Indonesia tambah jaya,” ucap kata Zulhas di Semarang, Minggu (27/2).
Lembaga survei Median membuat simulasi pilpres empat poros pada survei 22-26 Februari 2023. Ada lima nama kandidat presiden yang dinilai berpotensi mewakili KIB, yaitu Ganjar Pranowo, Airlangga Hartarto, Ridwan Kamil, Mardiono, dan Zulkifli Hasan.
Lima nama itu disimulasikan berhadapan dengan tiga capres lainnya, yaitu Puan Maharani dari poros PDI-P, Prabowo Subianto dari poros Gerindra-PKB, dan Anies Baswedan dari poros Koalisi Perubahan.
Hasilnya, Ridwan Kamil menjadi capres paling potensial yang mewakili KIB. Elektabilitas lima capres KIB adalah Ridwan Kamil 23,5 persen, Ganjar 22 persen, Airlangga 10 persen, Zulkifli Hasan 3 persen, dan Mardiono 1 persen. (DJP)