Daily News|Jakarta – Mabes Polri menjelaskan tahapan rangkaian demo di sejumlah daerah di Indonesia yang berubah rusuh dan memakan korban. Ada tiga tahapan dalam aksi demonstrasi tersebut.
Menurut Karo Penmas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Kamis (25/9/2019), berdasar hasil pemeriksaan demo rusuh, fase pertama adalah conditioning.
“Mainnya di medsos dulu baik fb, twitter dan instagram yang berupa ajakan provokasi untuk melakukan kegiatan demo. Ini memancing massa. Setelah terjadi dan viral maka frase kedua pelaksanaan demo,” kata Dedi.
Pelaksanaan demo pun dipastikan ada dua segmen. Segmen pertama pagi hari tak ada provokasi maka dipastikan demo aman dan damai karena masih dikendalikan korlap yang berkoordinasi dengan aparat.
“Tapi kalau demo itu para korlap sudah tak bisa kendalikan maka akan ada tindakan anarkis. Itu dipastikan di atas jam 18.00. Yang terjadi jatuhnya korban baik masyarakat maupun aparat,”imbuhnya.
Ada skenario menjadikan masyarakat jadi korban dan martir agar demo berdurasi panjang.
Dalam fase ketiga juga muncul berita hoax. Foto dan video yang sifatnya provokatif. Itu tujuannya memecah belah masyarakat dan menyudutkan kepolisian yang jadi garda terdepan pengamanan demo.
“Pasti ada eksesnya korban kedua belah pihak. Kalau damai tak ada korban. Tapi demo anarkis pasti ada korban,” pungkasnya.