Daily News|Jakarta – Menurunnya daya beli karena bahan kebutuhan pokok yang mahal sedangkan pendapatan tetap, ditambah lagi dengan kondisi hukum dan politik yang tidak adil, membuat masyarakat mencari harapan lain.
Menyemutnya ratusan ribu massa yang hadir di Balai Kota Jakarta hari ini tidak bisa dibaca lain bahwa rakyat menginginkan adanya perubahan. Mereka menumpukan harapan agar Anies bisa diharapkan menjadi motor perubahan.
Guru Besar Ilmu Ekonomi IPB Bogor Prof. Dr. Didin S. Damanhuri, SE, MS, DEA menyatakan hal itu kepada KBA News hari ini, menanggapi semaraknya acara pembukaan Anies Baswedan dari jabatan Gubernur. Dia resmi melepaskan jabatannya dan besok Presiden Jokowi akan melantik Heru Budi Hartono sebagai Pejabat Gubernur. Loyalis Jokowi itu akan terbuka hingga 2024 dan di samping itu tetap sebagai Kepala Sekretariat Presiden, dua jabatan strategis yang terpisah.
“Saya sudah katakan beberapa kali di KBA News bahwa rakyat melihat dan menilai jejak (track record) Anies selama lima tahun memimpin Jakarta. Hal-hal yang baik itu terekam dalam data BPS maupun dalam memori rakyat. Karena itu, rakyat bereaksi dengan menyambut dia pada acara tersebut menjadi harapan Presiden untuk membenahi masalah yang mereka hadapi,” kata yang intelektual sangat produktif menulis buku dan artikel opini di media massa itu.
Dengan demikian, katanya, kita tidak perlu terlalu heran melihat menyemutnya orang menghadiri acara perpisahan itu. Rakyat sudah menetapkan bahwa Anies merupakan sosok yang tepat untuk mereka gunakan sebagai Presiden di tahun 2024. Kegairahan masyarakat itu sangat tinggi, di mana dia sudah disambut sejak di Senayan, lokasi CFD, Bundaran HI dan diarak berama-sama hingga Balai Kota. “Rasanya tidak ada pemimpin yang diperlakukan seperti itu. Penuh semangat dan rasa haru,” kata peraih gelar Doktor Ilmu Ekonomi dari Perancis itu.
Beragam latar
Ditambahkannya, dari video yang beredar terlihat bahwa menyambut Anies datang dari latar belakang berbeda dan ragam. Mulai dari kalangan milenial, generasi muda hingga orang tua. Warga dari luar daerah pun dilaporkan ikut hadir dari tempat-tempat yang jauh seperti Aceh, Jawa, Sulawesi dan daerah-daerah lain. Di video itu juga terlihat yang datang dari berbagai agama, etnis dan parpol yang berbeda.
Sekarang, kata Didin, masyarakat banyak merasakan dan melihat peristiwa yang mengecewakan publik dan mengusik kepercayaan mereka terhadap rezim. Menurunnya daya beli karena bahan kebutuhan pokok yang mahal sedangkan pendapatan tetap, ditambah lagi dengan kondisi hukum dan politik yang tidak adil, membuat masyarakat mencari harapan lain.
“Kasus Sambo, pembunuhan penonton sepakbola di Kanjuruhan Malang, polisi yang terlibat pemerasan dan narkoba, kehidupan pejabat sebagai pejabat, perilaku yang tajam ke bawah tetapi tumpul ke atas tidak ditambah harapan hidup membuat rakyat punya lagi terhadap rezim yang memerintah sekarang. Mereka menginginkan terjadinya perubahan,” ujar dia.
Tuntutan reformasi politik, penegakan hukum yang masih amburadul dan ekonomi yang morat-marit itu berkelindan pada keinginan perubahan. Anies menjadi tumpuan harapan. “Itulah yang menjelaskan mengapa orang berbondong-bondong dalam jumlah yang sangat banyak ke Balai Kota tadi,” demikian Profesor Didin S Damanhuri. (DJP)
Discussion about this post