Daily News|Jakarta – Ekonom Faisal Basri membantah dirinya menerima honor influencer dari Istana. Melalui akun Twitternya, Faisal meminta agar pihak yang berwenang mengklarifikasi hal tersebut
“Saya tidak pernah diminta dan memperoleh honor untuk jadi influencer agar berkicau di twitter atau media sosial lainnya. Membicarakannya pun tidak pernah,” kata Faisal melalui akun twitternya @FaisalBasri, Sabtu (5/9).
“Mohon KSP (Kantor Staf Presiden) mengklarifikasi, khususnya DR Jaleswari,” lanjut dia.
“Barusan ditelfon DR Jaleswari ia telah meminta maaf telah menyebut nama saya,” jelas Faisal.
Sebelumnya, dalam satu pemberitaan Deputi V Bidang Politik, Hukum, Keamanan dan HAM Kantor Staf Presiden, Jaleswari Pramodhawardani mengaku KSP sendiri pernah menggunakan influencer untuk menyampaikan kebijakan pemerintah.
Jaleswari mengungkapkan bahwa salah satu influencer yang pernah digunakan oleh KSP yaitu Faisal Basri. Menurutnya, fungsi influencer itu sendiri untuk memberikan masukan kepada pemerintah terkait kebijakan-kebijakan yang ada.
“Kami perlu mendapatkan masukan-masukan terkait ekonomi dan sekaligus dalam percakapan, dalam diskusi itu kami juga menyampaikan program-program atau kebijakan-kebijakan presiden yang kemudian sesekali beliau menuliskan di Twitter-nya,” ungkap Jaleswari.
Sebelumnya, Indonesian Corruption Watch (ICW) menyatakan baik individu atau kelompok, dengan tujuan memengaruhi opini publik terkait kebijakan.
Peneliti dari ICW Egi Primayogha mengatakan hal tersebut merupakan temuan ICW dalam data yang dikumpulkan pada 14 hingga 18 Agustus 2020.
Salah satu metode yang dipakai adalah menelusuri Layanan Pengadaan Secara Elektronik, atau LPSE. (DJP)
Discussion about this post