Daily News | Jakarta – Survei Litbang Kompas mengungkapkan, merosotnya elektabilitas calon presiden (Capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo disebabkan karena pergeseran pemilih Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan PDI-P.
Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas, elektabilitas Ganjar pada Agustus 2023 lalu 34,1 persen, menang tipis dari capres nomor urut 2 Prabowo Subianto 31,3 persen.
Namun, hasil survei Litbang Kompas bulan Desember atau yang terbaru, elektabilitas Ganjar merosot menjadi hanya 18 persen. Sementara itu, elektabilitas Prabowo yang telah menggandeng putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, melejit ke angka 39,7 persen.
“Melebarnya jarak elektabilitas Ganjar dari Prabowo tak lepas dari pergeseran dukungan yang terjadi pada pemilih Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan pemilih Jokowi,” kata peneliti Litbang Kompas Bambang Setiawan, sebagaimana dikutip dari Kompas.id, Senin (11/12/2023).
Bambang menuturkan, tim Litbang Kompas menemukan soliditas pemilih PDI-P pada Pemilu 2019 yang memberikan dukungan kepada Ganjar berkurang, dari 60,6 persen pada Agustus 2023 menjadi 40,7 persen pada Desember 2023. Tim Litbang Kompas juga mendapati pemilih PDI-P yang mendukung Prabowo meningkat, dari 22,1 persen menjadi 35,1 persen.
Di sisi lain, Tim Litbang Kompas juga menemukan simpatisan Jokowi atau bekas pemilih Jokowi-Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019 yang mendukung Ganjar beralih ke Prabowo. Hasil survei pada Agustus 2023 lalu, pendukung Jokowi masih dominan memilih Ganjar dengan angka 48,1 persen. Saat itu, hanya 22,9 persen dari eks pendukung Jokowi yang memilih Prabowo.
Namun, pada survei Desember 2023, situasi ini terbalik. Mayoritas bekas pendukung Jokowi saat ini memilih Prabowo dengan angka 29,8 dan hanya 27,4 persen mendukung Ganjar.
Temuan lainnya dalam survei itu adalah, mayoritas pemilih Prabowo pada Pilpres 2019 kembali memilih mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) tersebut. Tercatat, hanya sepertiga pendukung Prabowo pada 2019 yang kini memilih capres nomor urut satu Anies Baswedan.
“Prabowo juga mendapat aliran suara terbesar dari kelompok yang pada Pemilu 2019 tidak menggunakan hak pilih,” tutur Bambang. Alhasil, hasil simulasi 3 paslon pun menunjukkan bahwa pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, memiliki elektabilitas tertinggi sebesar 39,3 persen.
Prabowo-Gibran unggul cukup jauh dibandingkan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (16,7 persen) dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD (15,3 persen). Sementara itu, masih ada 28,7 persen responden yang belum menentukan pilihan atau merahasiakan pilihan mereka.
Adapun survei ini berlangsung pada 29 November-4 Desember 2023 secara tatap muka dan dibiayai secara mandiri oleh Harian Kompas. Jajak pendapat ini melibatkan 1.364 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia. Menggunakan metode itu, survei memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error lebih kurang 2,65 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
Ganjar tak kecil hati
Ganjar Pranowo mengaku tidak berkecil hati dengan hasil survei Litbang Kompas yang menunjukkan elektabilitas pasangan Ganjar-Mahfud berada di angka 15,3 persen atau paling kecil dibandingkan dua kandidat lain.
“Kita tidak berkecil hati, tugas kita temui rakyat, langsung kita berkomunikasi dengan mereka,” kata Ganjar di Mal FX Sudirman, Jakarta, Senin (11/12/2023).
Ganjar mengeklaim mempunyai hasil survei dari lembaga lain yang menunjukkan hasil berbeda.
Namun, hasil survei Litbang Kompas bakal dijadikan pemicu agar lebih gencar meningkatkan elektabilitas di sisa waktu masa kampanye.
“Tidak apa-apa, jadi sebenarnya ada survei-survei yang lain, buat kami itu jadi pemicu saja agar kita bisa berpacu lebih bagus lagi karena waktu masih ada dan konsolidasi sekarang sedang dilakukan,” kata Ganjar.
Hasil jajak pendapat Litbang Kompas pada 29 November-4 Desember 2023 menunjukkan bahwa pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, memiliki elektabilitas tertinggi sebesar 39,3 persen. Prabowo-Gibran unggul cukup jauh dibandingkan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (16,7 persen) dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD (15,3 persen).
Sementara itu, masih ada 28,7 persen responden yang belum menentukan pilihan atau merahasiakan pilihan mereka. Adapun survei melibatkan 1.364 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia.
Metode tersebut tersebut memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error lebih kurang 2,65 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. Survei dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas. (DJP)?
Discussion about this post