Daily News|Jakarta – Ketua Lembaga Kerjasama Ekonomi Sosial Budaya Indonesia-Tiongkok Sudrajat mengatakan, pihaknya meminta pemerintah mengkaji ulang pembatasan terhadap impor barang dari China. Hal itu disampaikannya saat beraudiensi dengan Menko Polhukam Mahfud MD pada Rabu (5/2).
“Betul (meminta pemerintah mengkaji ulang). Terutama arus barang untuk yang datang dari China,” ujar Sudrajat di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat.
Ia menilai barang-barang asal China tidak memiliki hubungan langsung dengan penularan virus corona. Sehingga pihaknya mengharapkan pemerintah bisa mengambil langkah kondusif terkait arus barang yang datang dari China.
Menurut Sudrajat, kebijakan pembatasan ini akan memberi dampak penurunan volume bisnis Indonesia.
“Yang kedua market juga agak terganggu dan yang ketiga adalah berkaitan komitmen kita terhadap para langganan kita dan produsen-produsen kita yang mensuplai selama ini,” tutur dia.
Sudrajat mengatakan, volume perdagangan Indonesia dengan China mencapai Rp 60 miliar dolar. Sehingga dia mengingatkan akan ada kerugian jika pembatasan dilakukan secara jangka panjang.
“Kalau (penghentian impor) hewan hidup saya kira masuk akal karena itu bisa terkontaminasi. Tapi kalau barang mohon ditinjau ulang. Kalau ini misalnya berlaku lama, dalam seminggu saja sudah terasa banget (dampak kerugiannya),” tambah Sudrajat.
Sebelumnya, pemerintah berencana melakukan penghentian impor sementara untuk beberapa produk asal China. Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, rincian daftar produk impor yang dilarang bakal dilakukan esok, Selasa (4/2/2020).
Pengidentifikasian jenis produk impor secara lebih rinci dilakukan bersama dengan Kementerian/Lembaga terkait. Namun demikian, dirinya mengatakan salah satu produk yang mungkin akan dihentikan untuk diimpor dari China untuk sementara waktu adalah hewan hidup.
“Ini baru persiapan, mendetilkan supaya tidak salah sasaran. Jadi itu antara lain produk-produk yang mungkin. Belum tentu produk itu membawa virus, yang jelas sekarang itu adalah berkaitan dengan hewan hidup. Itu sudah pasti, yang lain-lain masih kita pertimbangkan tapi belum final. Jadi ini segera ya. Besok sudah ada detail yang lebih konkrit,” ujar Agus.
Beberapa produk impor lain yang masuk daftar pertimbangan untuk pembatasan impor adalah produk holtikultura. Namun, masih dilakukan pembatasan lebih lanjut. “Produk hortikultura, itu belum 100 persen. Tapi kalau itu tidak membawa virus penyakit, tetap kita akan bolehkan,” ujar Agus.
Discussion about this post