Daily News|Jakarta –Pemerintah mengklaim pandemi covid-19 meningkatkan kesadaran konsumen pada produk halal, mulai dari makanan dan minuman, traveling, hingga kosmetik.
Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi Kementerian Luar Negeri Ina Hagniningtyas Krisnamurthi mengatakan kondisi tersebut terjadi karena konsumen mulai sadar terhadap higienitas produk akibat covid-19. Di sisi lain, produk halal dikaitkan dengan jaminan higienitas tersebut.
“Pemahaman ini memberikan makanan halal dan produk lainnya popularitas baru, karena konsumen sekarang menyetarakan makanan halal dengan makanan sehat dan higienis,” ujarnya dalam High Level Seminar on Halal Lifestyle, Jumat (2/10).
Berdasarkan data Global Islamic Economy Report 2019, disebutkan jika transaksi pada sektor halal mencapai US$2,2 triliun.
“Nilai transaksi pada sektor halal bernilai mencapai US$2,2 triliun di 2019, dan ini menjadi sektor dengan transaksi konsumen paling besar di dunia,” ucapnya.
Mayoritas transaksi halal itu berasal dari sektor makanan yang mencapai US$1,36 triliun. Kontribusi kedua diberikan oleh fesyen muslim dengan nilai US$283 miliar, muslim friendly-travel US$189 miliar, farmasi halal US$ 92 miliar, dan kosmetik halal US$64 miliar.
Ina menuturkan nilai transaksi tersebut diprediksi meningkat pada 2024 mendatang. Hal itu akan didorong kesadaran masyarakat pada sektor halal akibat pandemi covid-19. (DJP)
Discussion about this post