Daily News|Jakarta – Setelah tumbuh hampir 3 persen pada kuartal pertama, produk domestik bruto Indonesia menyusut lebih dari yang diperkirakan para analis pada periode April-Juni. Begitu laporan yang diturunkan Al Jazeera.
Perekonomian Indonesia mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam lebih dari 20 tahun pada kuartal kedua seiring upaya penanggulangan virus korona memberikan pukulan terhadap permintaan konsumen dan aktivitas bisnis di ekonomi terbesar di Asia Tenggara itu.
Produk domestik bruto (PDB) menyusut 5,32 persen lebih besar dari perkiraan pada periode April-Juni dari tahun lalu, menurut data dari Badan Pusat Statistik, kontraksi pertama sejak 1999.
Ekonomi diperkirakan menyusut 4,61 persen, menurut jajak pendapat Reuters terhadap ekonom, setelah tumbuh 2,97 persen tahun ke tahun di kuartal pertama. Dibandingkan dengan triwulan Januari-Maret, ekonomi berkontraksi sebesar 4,19 persen dalam skala non-musiman.
Data menunjukkan efek berbasis luas dari dampak pandemi, dengan rumah tangga membatasi pengeluaran dan bisnis menunda investasi, sementara ekspor juga terpukul oleh permintaan global dan harga komoditas yang lebih rendah.
‘Bekas luka jangka panjang’
Saham Indonesia berubah negatif, dengan indeks saham acuan tergelincir hampir 0,3 persen setelah angka ekonomi dirilis, sementara mata uang rupiah tidak berubah terhadap dolar AS.
Bank HSBC yang berbasis di London mengatakan kontraksi secara luas sejalan dengan ekspektasi. “Tapi ini seharusnya tidak mengurangi kerusakan sosial ekonomi besar yang disebabkan oleh virus, yang berisiko meninggalkan bekas luka jangka panjang,” katanya dalam catatan penelitian yang dikirim ke Al Jazeera.
Indonesia mencatat 1.815 infeksi virus korona baru pada hari Rabu, sehingga jumlah total kasus di negara itu menjadi 116.871, data oleh kementerian kesehatan negara menunjukkan. Ada 64 kematian tambahan, mengambil
Bank sentral Indonesia dan pemerintah awal bulan ini meluncurkan skema monetisasi hutang $ 40 miliar, dengan Bank Indonesia berjanji untuk membeli obligasi pemerintah senilai $ 28 miliar sambil melepaskan pembayaran bunga.
Bank sentral juga telah memangkas suku bunga utamanya empat kali tahun ini dengan total satu poin persentase ke level terendah sejak setidaknya 2016 ketika mengadopsi suku bunga sebagai patokan, dalam upaya untuk mendukung pertumbuhan. Tetapi para analis mengkritik implementasi pemerintah atas langkah-langkah stimulus fiskal.
“Meskipun telah meluncurkan paket fiskal yang substansial senilai 695 triliun rupiah ($ 48 miliar), kira-kira hanya 20 persen dari anggaran yang dicairkan selama kuartal tersebut sehingga memaksa Presiden [Joko Widodo] untuk mendesak pihak berwenang untuk mempercepat pencairan pada [kuartal ketiga] untuk mendukung perekonomian, “kata bank Belanda ING seperti dilaporkan Al Jazeera. Ia menambahkan bahwa prospek ekonomi negara tetap suram.
“Langkah-langkah penguncian parsial yang diterapkan pada bulan April tetap berlaku hingga 13 Agustus karena infeksi harian baru Covid-19 tetap tinggi,” tambah ING.
“Kami memperkirakan ekonomi akan berkontraksi pada kuartal ketiga juga sebesar 5,1% dengan tekanan pada otoritas fiskal dan moneter Indonesia untuk memberikan lebih banyak stimulus untuk meningkatkan momentum pertumbuhan yang kendur.” (DJP)
Discussion about this post