Daily News|Jakarta – Resesi dan krisis ekonomi kini menjadi perhatian seluruh negara. IMF pun mengeluarkan prediksi menakutkan bahwa krisis ekonomi global segera tiba.
Paling tidak ada enam negara yang sudah jatuh ke dalam resesi. Mereka adalah AS, Jerman, Korea Selatan, Hong Kong, Singapura dan Perancis. Negara-negara ini mengalami resesi karena dua kuartal pertumbuhan ekonominya mengalami kontraksi atau minus dalam dua kurtal.
Contohnya AS yang ekonomi minus 32,9% periode April-Juni. Kontraksi ini jauh lebih tajam dari kuartal I yang tercatat minus 5%. Pertumbuhan ekonomi negatif karena semua mesin ekonomi tak bergerak. Corona membuat banyak sektor terhenti karena sejumlah negara menerapkan lockdown.
Resesi bisa tak segera di atasi maka negara bisa jatuh ke dalam krisis ekonomi. Adanya potensi ini disuarakan Dana Moneter Internasional (IMF) dalam outlook bertajuk A Crisis Like No Other, An Uncertain Recovery.=
IMF memperkirakan ekonomi global akan tumbuh -4,9%, lebih rendah 1,9 poin dibanding outlook IMF pada April 2020, yakni -3%. Dalam wawancara yang dilakukan dengan ekonom-nya, IMF juga sudah memberi kisi-kisi outlook akan sangat buruk. Ekonomi global disebut akan menderita krisis keuangan terburuk sejak Great Depression tahun 1930-han.
“Pandemi Covid-19 memiliki dampak yang negatif pada paruh pertama 2020 daripada yang diperkirakan,” tulis lembaga itu, dikutip CNBC Indonesia, Minggu (2/8/2020).
IMF bahkan menamai krisis saat ini sebagai “Great Lockdown”. Lembaga itu bahkan berujar krisis tidak seperti apapun yang pernah dilihat di dunia sebelumnya.
Bank Dunia dalam outlook ekonomi global terbarunya “Global Economic Prospects” 8 Juni lalu meramalkan ekonomi bakal menyusut 5,2% tahun ini. Lembaga ini menyebut, krisis pada masa ini adalah resesi terdalam sejak Perang Dunia II.
“(Resesi) menjadi yang terdalam di negara maju sejak PD II dan kontraksi output pertama di negara berkembang dalam enam dekade terakhir,” tegas Direktur Prospek Grup Bank Dunia, Ayhan Kose.
Aktivitas ekonomi negara maju disebut akan berkontraksi 7% pada tahun 2020. Karena permintaan dan pasokan perdagangan serta keuangan dalam negeri terganggu.
Pasar dan ekonomi berkembang (EMDE’s) diperkirakan akan berkontraksi 2,5% di 2020. Ini merupakan kontraksi pertama sejak 60 tahun terakhir di mana pendapatan per kapita diperkirakan turun 3,6%.
“Krisis panjang … dan menimbulkan tantangan global yang besar,” kata Wakil Presiden Bak Dunia untuk Pertumbuhan, Keuangan dan Lembaga yang berkeadilan Ceyla Pazarbasioglu. “Komunitas global harus bersatu untuk pemulihan kembali, mencegah lebih banyak orang jatuh ke dalam kemiskinan dan pengangguran.” (HMP)
Discussion about this post