Daily News|Jakarta –Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Supriyono menilai kampanye hitam yang ditujukan kepada industri sawit nasional sudah melewati batas. Joko geram lantaran kampanye itu menjurus kepada kebencian terhadap industri sawit Indonesia.
“Kampanye negatif terus dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif, khususnya publikasi dan pemberitaan. Konten kampanye sudah tidak rasional dan sangat tendensius,” ungkap Ketua Umum GAPKI Joko Supriyono dalam keterangan tertulis, dikutip dari Antara, Kamis (26/11).
Industri sawit mendapat sorotan negatif beberapa waktu terakhir. Belum lama, mencuat pemberitaan media terkait pembakaran lahan sawit oleh perusahaan asal Korea Selatan di Tanah Papua.
Dalam keterangan yang sama, salah seorang Tokoh Masyarakat Papua bernama Pastor Felix Amias menanggapi negatif pemberitaan tersebut.
Felix menyebut kalau memang bertujuan membela kepentingan rakyat dengan alasan masyarakat jangan kehilangan hutan dan hutan itu juga merupakan paru-paru dunia, maka semua perusahaan yang ada di Papua harus disorot seluruhnya. Tidak hanya satu perusahaan tertentu.
Felix merasa, ia dan warga sekitar mendapatkan manfaat dari keberadaan industri sawit di Papua.
“Anda semua dari luar hanya pergi beberapa saat lalu memberi komentar yang kontra-produktif, sementara Korindo dan masyarakat yang tinggal di sana dari hari ke hari, bulan ke bulan, dan tahun pun silih berganti. Kami yang mengalami susah dan senang di sana, bukan kamu,” ujar Felix.
Beberapa waktu lalu juga muncul hasil investigasi AP yang membongkar kasus kekerasan seksual banyak dialami buruh perempuan di perkebunan sawit. Pelecehan ini disebut kerap dilakukan para mandor terhadap perempuan-perempuan pekerja lepas yang sehari-hari bekerja di perkebunan sawit.
Namun, dalam keterangan terpisah, Gapki memastikan tidak ada eksploitasi pekerja perempuan di industri kelapa sawit Indonesia.
Jika memang ada, itu berarti ada tindak pidana pelecehan pekerja perempuan, aparat penegak hukum harus mengusut tuntas hal ini sesuai dengan hukum yang berlaku, karena hal ini merusak citra seluruh industri kelapa sawit di mata publik.
“Kami memastikan bahwa perusahaan sawit yang menjadi anggota GAPKI telah menyediakan lingkungan kerja yang kondusif dan layak bagi para pekerja di perkebunan sawit,” kata Joko menanggapi pemberitaan tersebut. (HMP)
Discussion about this post