Daily News|Jakarta – Pendiri rumah produksi Watchdoc, Dandhy Dwi Laksono, ditangkap polisi atas tuduhan melanggar Pasal 28 Ayat (2) UU ITE pada Kamis (26/9). Tuduhan itu mengacu cuitan Dandhy di Twitter pada 23 September mengenai dugaan kasus kekerasan di Papua.
Akan tetapi, Dandhy menyatakan, kasus penangkapannya tidak sebanding dengan peristiwa yang terjadi di Papua.
“Kasus saya jauh lebih kecil daripada apa yang saya twit tentang Papua,” ungkap Dandhy di Kantor Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Jakarta, Jumat (27/9).
Dandhy memang diizinkan pulang pada Jumat (27/9) dini hari. Hanya saja, Dandhy masih berstatus tersangka. Dandhy menjelaskan, dirinya bermaksud menyampaikan aliran informasi yang utuh terkait situasi di Papuua.
“Sudah lama saya lakukan membantu teman-teman daerah konflik yang informasinya tidak terbuka. Sebagai warga negara saya merasa perlu terutama sejak Veronica Koman dikriminalisasi, kasus kawan-kawan di Papua tidak ada yang meliput,” ujar Dandhy.