Daily News Indonesia – Sejak resmi dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 16 Oktober 2017 lalu, hinaan, cacian, bahkan tuduhan tidak berdasar terus dilampiaskan para lawan politik untuk mendiskreditian Anies Baswedan.
Setelah difitnah memiliki keterkaitan dengan jaringan teroris oleh kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), program dan kebijakan Anies yang manfaatnya berdampak langsung kepada warga Ibu Kota juga tak luput dari gangguan para lawan politik Sang Gubernur.
Sebut saja, program Sumur Resapan atau drainase vertikal yang diakui sejumlah pakar efektif untuk mengurangi banjir lokal, justru dihapus anggarannya oleh DPRD DKI Jakarta. Belum lagi, kelakuan buzzer di lini media sosial yang tak henti menyebar hoaks untuk membetuk opini publik, bahwa sumur resapan hanya untuk menyerap anggaran.
Gagal Paham Cara Kerja Sumur Resapan
“Sumur Resapan di Atas Trotoar. Sumur resapan tidak efektif kemudian menimbulkan pendapat bahwa Pembangunan sumur resapan oleh Pemprov DKI Jakarta dinilai hanya kejar target untuk serap anggaran,” tulis akun Twitter @Abha_Abhinanda disertai tagar #SumurResapAnggaran dikutip KBA News, Jumat, 10 Desember 2021.
“Masyarakat jadi korban teori yang tak membumi. Sumur resapan demi serap anggaran tanpa manfaat yang dapat dipertanggung jawabkan,” tweet senada milik Wisnu Darjono di akun twitter @wdtu.
“Sumur resapan salah sasaran, tdk bermanfaat”. Tetapi berdampak “positif serap anggaran”! @aniesbaswedan. Astaghfirulloh. Rasa malu kepada Tuhan akan mendorong seseorang berbuat kebaikan. Apa hal ini berlaku pada anda Nies? Atau urat malu anda sdh putus? Wallohu a’lam,” tulis akun @Blankoncoklat.
Belum lagi, video viral yang dibuat mantan kader Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean. Dalam videonya, Ferdinand memperlihatkan proses pembangunan sumur resapan di beberapa titik trotoar Jakarta. Dengan keterbatasan analisanya, dia menyimpulkan, mustahil air bisa mengalir ke sumur resapan karena posisi trotoar lebih tinggi dari jalan.
“Lantas, air dari mana akan masuk ke dalam kalau trotoarnya sendiri lebih tinggi dari jalan, dari permukana jalan, ditambah lagi sumur resapan lebih tinggi, terus air apa yang akan meresap ke dalam (sumur resapan). Ini Pemprov DKI Jakarta akalnya tidak jalan, ucap Ferdiand dalam video tersebut.
Atas video yang beredar, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria langsung memberikan klarifikasi soal pembuatan sumur resapan di atas trotoar. Menurut Riza, pembuat video salah memahami cara kerja sumur resapan dalam mengurangi genangan air atau banjir.
Dalam penjelasannya, Riza mengatakan, air hujan atau genangan tidak hanya masuk melalui mulut sumur resapan, tetapi juga melalui tali-tali air berupa lubang kecil di samping trotoar atau di pinggir jalan Air akan disaring sebelum masuk ke sumur resapan, ada penyaring sederhana. Contohnya sumur resapan yang ada di Gandaria City, ungkap Riza.
Sumur Resapan Efektif Atasi Banjir
Penjelasan Wagub Riza ini semakin menegaskan, sumur resapan di DKI Jakarta tidak dibuat secara asal-asalan, melainkan berdasarkan kajian akademis. Juga sesuai arahan dan standar sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Faktalainnya yang cukup mengejutkan, ternyata pembuatan sumur resapan itu bukan hanya terjadi di era Anies Baswedan saja. Jauh sebelum itu sudah dilakukan pada era Joko Widodo kala masih memimpin Ibu Kota merujuk keterangan Anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) DKI Jakarta Tatak Ujiyati.
“Sumur resapan yang kini masif dibangun di Jakarta di zaman Anies, sebenarnya meneruskan program Pemprov DKI pada masa Pak Jokowi. Dulu tak dipermasalahkan, kenapa sekarang jadi soal?” ungkap Tatak Ujiyati lewat akun twitter-nya dikutip KBA News, Jumat, 10 Desember 2021.
Dikatakan Tatak, program sumur resapan Gubernur Anies ini juga diakui Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjadi salah satu solusi jangka panjang untuk mencegah banjir di DKI Jakarta, selain pompa, polder, normalisasi, dan naturalisasi sungai.
Penilaian Pakar
Pengamat Kebijakan Publik dari Budgeting Metropolitan Watch (BMW) Amir Hamzah menilai, pembuatan sumur serapan di sejumlah wilayah DKI Jakarta terbukti efektif untuk mengurangi genangan bajir pasa musim penghujan seperti sekarang.
“Dari hasil pantauan saya, dengan cepat surutnya genangan banjir menunjukkan bahwa pembuatan sumur resapan ini telah menunjukkan efektifitasnya,” ucap Amir Amzah kepada KBA News di Jakarta, Kamis, 25 November 2021.
Karena itu, dia mendorong pemerintah daerah (Pemda), khususnya di daerah rawan banjir untuk mengadopsi program sumur resapan milik Gubernur Anies tersebut. Ini sekaligus sebagai respons atas rencana Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang akan membuat sumur resapan serupa.
“Bukan saja Gibran dan Pemkot Solo, Pemda lain pun bisa saja mengadopsi konsep tersebut. Memang di banyak kota termasuk di luar negeri membuat sumur resepan bisa mempercepat surutnya banjir,” imbuh Amir Hamzah.
Dalam satu kesempatan, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka terang-terangan mengaku tertarik untuk mengadopsi sumur resapan milik Guberur Anies. Sumur itu rencananya bakal dibangun di sejumlah titik guna mengantisipasi terjadinya banjir di Kota Solo akibat curah hujan yang tinggi.
Kita lihat dulu. Ada beberapa titik yang mungkin membutuhkan untuk sumur resapan, ungkap Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka seperti diberitakan Suara, jaringa portal berita nasional TIMES Indonesia , Rabu, 24 Noveber 2021.
Rencana sumur resapan tersebut muncul setelah adanya usulan dari berbagai pihak setelah beberapa titik di wilayah Kota Solo tergenang banjir. Saya akan lihat dan muter ke lokasi dulu. Memang ada beberapa lokasi yang diperlukan sumur resapan, ungkap Putra Sulung Presiden RI Joko Widodo ini.
Discussion about this post