Daily News|Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berharap ribuan petugas dan tenaga kesehatan kembali bersemangat untuk bekerja menangani virus corona (Covid-19) usai Kementerian Kesehatan mengklarifikasi tentang pemberian nilai E pada penanganan Covid di Jakarta.
“Adanya klarifikasi tersebut dapat memupus keraguan ribuan petugas dan tenaga kesehatan di DKI Jakarta yang sudah bekerja sangat keras selama ini, sehingga tidak merasa melakukan hal yang salah, dan dapat menjadi pemantik semangat kembali dalam upaya menyelamatkan warga dari wabah,” kata Anies dalam keterangan resminya, Jumat (28/5).
Anies turut mengapresiasi klarifikasi dan permintaan maaf dari Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin terkait kategorisasi kondisi penanganan Covid di Jakarta.
Menurutnya, Pemprov DKI Jakarta akan terbuka untuk bekerja sama dalam mereview indikator risiko yang menjadi standar baru dari WHO dalam melihat laju penularan pandemi.
“Pemprov DKI Jakarta akan dengan senang hati bekerja bersama Kementerian Kesehatan untuk menyusun situasi risiko secara objektif, kontekstual dan menjadi pendorong bagi seluruh daerah untuk secara serius menuntaskan masalah pandemi ini,” kata dia.
Lebih lanjut, Anies mengklaim telah mengutamakan keselamatan dalam penanganan pandemi. Penanganan pandemi, kata dia, harus berdasarkan fakta, transparan, dan bekerja keras dalam jangka panjang.
Penilaian dengan skema seperti yang dikeluarkan oleh Wamenkes Dante Saksono Herbuwono, kata dia, justru berisiko mengganggu kerja penanganan pandemi. Lantaran itu ia mengapresiasi klarifikasi Menkes tersebut.
Dante mengklaim penilaian buruk itu, dengan nilai E, berdasarkan penanganan pandemi di Jakarta. Penilaian itu diberikan berdasarkan penghitungan laju penularan, bed occupancy rate (BOR) atau kapasitas keterisian rumah sakit dan penelusuran kasus.
“Kami berharap, Kementerian dapat me-review kembali cara penghitungan kondisi risiko di situasi wilayah yang bukan sebagai pengukuran COVID-19,” kata dia.
Anies juga memaparkan data bahwa tingkat keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Ratio) DKI Jakarta saat ini masih di kisaran 30 persen. Padahal sekitar 20-30 perden RS DKI Jakarta merawat warga non-KTP DKI Jakarta.
“Saat ini DKI Jakarta turut menyangga wilayah Bodetabek dalam penyiapan BOR untuk penanganan pandemi nasional,” kata Anies.
Dalam klarifikasinya, Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebut DKI Jakarta adalah salah satu wilayah terbaik dalam penanganan pandemi Covid-19. Menkes menyampaikan permohonan maaf kepada petugas dan tenaga kesehatan di DKI Jakarta yang telah bekerja keras sejak awal pandemi. (DJP)
Discussion about this post