Daily News Indonesia – Haters politik seakan kehabisan amunisi untuk melancarkan serangan terhadap Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Sehingga, peristiwa penangkapan terduga teroris pun dicoba dikait-kaitkan dengan orang nomor 1 di Ibu Kota tersebut.
Ya, publik jagat maya belakangan ini terlihat ramai memperbincangkan pertemuan Gubernur Anies dengan Ustaz Farid Okbah saat takziyah di kediaman mertua UFO, sapaan akrab Ustaz Farid Okbah.
Pertemuan tak disengaja dan berlangsung singkat itu, terjadi beberapa hari sebelum Ustaz Farid Okbah dibekuk aparat Densus 88 Antiteror pada Selasa, 16 November 2021.
Kedua peritiwa itu rupanya dimanfaatkan betul para haters politik untuk mendiskreditkan Gubernur Anies. Diframing, seakan dia terlibat jaringan terorisme, atau setidak-tidaknya punya kedekatang dengan tokoh teroris.
Hal ini dibuktikan dengan adanya gerakan tagar #AniesDipusaranTokohTeroris di lini media sosial. Tagar bernada fitnah itu bahkan sempat memuncaki trending topic di Twitter.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria rupanya ikut mencermati gerakan tersebut. Ia pun mengajak seluruh lapisan masyarakat agar bijak menggunakan media sosial.
Sebagai pengguna media sosial, Politisi Partai Gerindra ini juga menyinggung soal berita hoaks, apalagi untuk tujuan mendiskreditkan orang.
“Yuk, jangan menyebarkan hoaks. Gunakan medsos secara baik, secara bijak, dan saling menghormati,” ucap Wagub Ariza di Balai Kota, Jakarta Pusat seperti diberitakan KBA News, Selasa, 23 November 2021.
Secara khusus, Wagub Ariza meminta seluruh masyarakat DKI Jakarta tidak mudah terprovokasi dengan informasi yang dikembangkan buzzer dan belum jelas kebenarannya.
“DKI Jakarta ini kota yang beragam suku bangsa, di sini Bhinneka Tunggal Ika sangat penting. Perbedaan, keberagaman menjadi kekuatan dan kekayaan bangsa,” ungkap Riza.
Menang, menurut pengakuan Ariza, Guberur Anies menanggapi segala pernyataan buzzer yang mencibir maupun mengkritik dengan bijak. Tidak pernah dianggap serius, apalagi dimasukkan dalam hati.
“Pak Gubernur, seperti kita tahu, menyikapi berbagai saran kritik apapun (dari buzzer) ya bijak saja, semua kita pahami,” ungkap Riza.
Ia memandang, Anies paham bahwa negara Indonesia menganut negara demokrasi. Di nama, setiap orang berhak untuk menyampaikan aspirasinya, termasuk di dunia maya.
Hanya saja, Riza meminta, kritik dan saran yang disampaikan harus sesuai dengan fakta dan tak asal berbicara, terlebih dengan menggunakan cara-cara hoaks. Sehingga, hal itu tak menimbulkan kegaduhan.
“Ada yang pro dan kontra semua, kita biasa di era reformasi ini. Kita hormati semua pendapat yang penting kita jaga persatuan dan kesatuan di atas kepentingan semua,” demikian pesan Wagub Ariza.(Hasbi)
Discussion about this post