Daily News|Jakarta –Norjani, seorang pawang ular eksentrik di Desa Pak Utan, Kecamatan Toho, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, tewas digigit ular jenis King Cobra piarannya, ketika dia sedang beratraksi, pada Sabtu (25/01).
Saat meliuk-liukkan ular yang melilit tubuhnya, terekan di video Norjani dua kali digigit King Cobra piarannya. Gigitan pertama di tangan sebelah kanan, gigitan kedua di bagian kening.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB saat Norjani melakukan atraksi di dekat rumahnya. Atraksi maut itu mengundang warga ramai menyaksikan atraksi nekat itu.
Namun, saat memegang kobra, tampak binatang berbisa itu meliuk-liuk hingga berkali-kali menggigit Norjani. Usai terkena dua kali gigitan, Norjani masih tampak biasa saja. Bahkan, saat hendak diobati, dia tampak menolak. Sebagai pawang dia harus bisa membuktikan dirinya tak mempan bisa beracun ular kobra itu.
Namun, sekitar pukul 18.30 WIB, Norjani mulai mengalami demam dan dilarikan ke Klinik Susteran di Kecamatan Menjalin, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Usai mengalami demam dan dibawa ke klinik tersebut, Norjani sempat mendapat perawatan medis. Namun, nyawanya tak tertolong. Dia meninggal.
“Korban kemudian meninggal dunia dan dimakamkan hari ini,” ujar Kapolsek Toho Iptu Dede Hasanuddin, saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (27/1/2020). Sebuah video viral di media sosial yang memperlihatkan seorang pria paruh baya sedang bermain dengan ular kobra.
Kapolsek Toho, Iptu Dede Hasanudin menjelaskan kronologi sang pawang dipatuk ular, bahwa berdasarkan informasi sementara yang dhimpun pihaknya, peristiwa itu bermula pada sekitar pukul 16.00 WIB saat Norjani melakukan atraksi di dekat rumahnya.
Kapolsek mengatakan, King Cobra yang dipakai untuk atraksi memiliki ukuran panjang sekitar 5 meter. Sejumlah warga menyaksikan atraksi berbahaya itu.Norjani terlihat memegang dan mengayunkan ular berbisa mematikan itu.
Dalam video yang beredar luas, Norjani juga terlihat sekitar dua kali dipatok di bagian tangan dan kening.
“Pada saat melakukan atraksi tersebut ular King Cobra menggigit di bagian tangan sebelah kanan dan bagian kening,” kata Kapolsek. Meski terkena gigitan kobra, Norjani terlihat masih terlihat tertawa. Berkali-kali kobra itu diambilnya untuk ditunjukkan ke masyarakat sekitar. Walau sudah dipatuk ular, Norjani masih terlihat santai.
Tidak lama setelah itu, sekitar pukul 18.30 WIB, Norjani mulai mengalami demam. Korban kemudian dilarikan ke Klinik Susteran di Kecamatan Menjalin, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.
“Sempat ditangani, tetapi nyawa korban tidak tertolong dan korban meninggal dunia,” pungkas Kapolsek.
Ular kobra mudah ditemukan daerah tropis, Afrika Selatan, kemudian ke pulau-pulau di Asia. Di Indonesia, ular kobra banyak ditemukan di tengah hunian warga saat ini.
Di Indonesia, ular kobra cenderung berwarna hitam atau coklat tua. Di bagian kepala cenderung berwarna lebih terang, sisik bawah tubuh berwarna keabuan. Untuk dada dan leher berwarna kuning cerah dengan pola belang hitam tidak teratur.
Berbisa
Ular korba mempunyai racun berjenis haemotoxcin dan neurotoxcin. Racun ini bisa melumpuhkan saraf-saraf dan otot-otot korban dalam waktu hanya beberapa menit saja. Ini juga bisa mempengaruhi pernapasan. Obat antivenin harus diberikan segera setelah gigitan.
Karena ribuan kematian terjadi setiap tahunnya di Asia Selatan dan Tenggara.
Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), gigitan ular yang lebih besar bisa berakibat fatal tergantung pada jumlah racun.
Orang yang digigit kobra usahakan tidak banyak bergerak. Ini agar peredaran darah tidak bertambah cepat.
Jika mungkin membaluk dibagian tubuh antara luka dengan jantung, ini untuk memperlambat tapi tidak menghentikan alirah darah jatung.
Segeralah membawa korban ke rumah sakit terdekat, untuk memperoleh penanganan lebih lanjut. (DJP)
Discussion about this post