Daily News Indonesia
  • Home
  • NEWS
  • TECH
  • KOLOM
  • LIFESTYLE
  • LAINNYA
    • Analisis
    • Wawancara
    • Opini
    • Religi
    • Serba-Serbi
    • Obituary
    • Oase
    • Liyan
    • Investigasi
    • Editorial
    • Diplomatic Corner
    • Anies Baswedan
  • CONVERGENCE
    • DN-RADIO
    • DN-MEDSOS
    • DNI INFOGRAFIS
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Daily News Indonesia
  • Home
  • NEWS
  • TECH
  • KOLOM
  • LIFESTYLE
  • LAINNYA
    • Analisis
    • Wawancara
    • Opini
    • Religi
    • Serba-Serbi
    • Obituary
    • Oase
    • Liyan
    • Investigasi
    • Editorial
    • Diplomatic Corner
    • Anies Baswedan
  • CONVERGENCE
    • DN-RADIO
    • DN-MEDSOS
    • DNI INFOGRAFIS
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Daily News Indonesia
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Lifestyle Kesehatan

Virus Langya China: indikasi bisnis vaksin semakin lukratif?

12 Agustus 2022
di Kesehatan, Lifestyle
0 0
A A
0
Virus Langya China: indikasi bisnis vaksin semakin lukratif?

Daily News|Jakarta – Satu virus baru yang dapat ditularkan ke manusia dari hewan, telah menginfeksi 35 orang di provinsi Shandong dan Henan, China. Kabar yang diungkap dalam studi oleh para ilmuwan dari China, Singapura dan Australia dan diterbitkan dalam New England Journal of Medicine itu memicu kekhawatiran baru di dunia.

Sejauh ini, belum ada bukti penularan dari manusia ke manusia. “Henipavirus (juga disebut Langya henipavirus atau LayV) pertama kali terdeteksi pada akhir 2018 tetapi secara resmi diidentifikasi oleh para ilmuwan pekan lalu,” ungkap The Guardian.

“Virus itu ditemukan berkat sistem deteksi dini untuk orang yang demam dengan riwayat terpapar hewan baru-baru ini,” papar laporan Bloomberg.

Virus itu ditemukan setelah dilakukan swab tenggorokan dari pasien yang sebagian besar berprofesi sebagai petani. Virus ini sepenuhnya baru, artinya belum pernah menginfeksi manusia sebelumnya. Tetapi dua virus dari keluarga yang sama telah diidentifikasi sebelumnya yakni virus Hendra dan virus Nipah.

  Jatim Angka Kasus Corona Tertinggi

Keduanya dapat menyebabkan penyakit parah dan terkadang fatal. “Tidak ada vaksin atau perawatan untuk virus itu,” papar laporan The Sun.

“Studi tersebut mengatakan 26 dari 35 kasus infeksi virus henipa Langya di provinsi Shandong dan Henan telah mengembangkan gejala klinis seperti demam, lekas marah, batuk, anoreksia, mialgia, mual, sakit kepala dan muntah,” ungkap laporan The Global Times.

“Sejauh ini, kasusnya belum fatal atau sangat serius, sehingga tidak perlu panik,” papar Profesor Wang Linfa dari Emerging Infectious Diseases Program di Duke-NUS Medical School di Singapura yang terlibat dalam penelitian tersebut.

Dia menambahkan, hal itu masih perlu diwaspadai karena banyak virus yang ada di alam memiliki hasil yang tidak terduga ketika menginfeksi manusia.

  Pakar: Memalukan, 10 Bulan Kita Masih Ribut Soal Data Covid

“Para ahli masih berusaha mencari tahu apakah virus itu dapat menyebar dari orang ke orang,” ungkap laporan Daily Mail.
Studi tersebut mengatakan, “Tidak ada kontak dekat atau riwayat paparan umum di antara pasien, yang menunjukkan bahwa infeksi pada populasi manusia mungkin sporadis.”

“Pelacakan kontak sembilan pasien dengan 15 anggota keluarga kontak dekat mengungkapkan tidak ada transmisi LayV kontak dekat. Tapi ukuran sampel kami terlalu kecil untuk menentukan status penularan dari manusia ke manusia untuk LayV,” papar studi itu.

Mereka menemukan virus pada 71 ekor tikus dari 262 tikus atau mamalia kecil yang disurvei di dua provinsi China tempat wabah dimulai, menurut laporan Daily Mail.

  India: Kasus Infeksi Corona Mencapai 7 Juta

Selain tikus, virus itu juga ditemukan pada anjing (5%) dan kambing (2%). Penyebaran kuman dari hewan ke manusia, yang disebut zoonosis, adalah umum, terhitung lebih dari enam dari setiap 10 penyakit menular yang diketahui pada manusia, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.

“Sebagian besar waktu mereka menyebabkan penyakit terbatas, mati tanpa dampak besar,” ungkap laporan Bloomberg. Namun, setelah Covid-19, lebih banyak sistem pelacakan sekarang yang tersedia dan mendeteksi berbagai patogen baru.

Namun, setelah Covid-19, lebih banyak sistem pelacakan sekarang yang tersedia dan mendeteksi berbagai patogen baru.

Merebaknya Covid-19 ternyata membuka kesempatan bisnis yang luar biasa bagi perusahaan medis dan vaksin, serta sarana korupsi di mana-mana. Sehinggga pemunculan berbagai seri Covid-19 tidak tertutup kemungkinan adanya rekayasa untuk memperkaya diri. (HMP)

Tags: indikasi bisnis vaksinlukratifVirus Langya China
BagikanTweetKirimBagikanPin

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BERITA TERPOPULER

  • Masihkah RRT menjadi ancaman?

    Masihkah RRT menjadi ancaman?

    387 bagikan
    Bagikan 155 Tweet 97
  • Lebih Akrab dengan Pengobatan Kepret “Ala” Sinshe Awi (Bagian I)

    8924 bagikan
    Bagikan 3570 Tweet 2231
  • RRT Kian Mengancam Indonesia?  

    1694 bagikan
    Bagikan 678 Tweet 424
  • Sarekat Dagang Islam: Cikal Bakal Pergerakan Nasional

    346 bagikan
    Bagikan 138 Tweet 87
  • Revolusi demi perubahan nasib bangsa

    35 bagikan
    Bagikan 14 Tweet 9

BERITA TERBARU

PSHK: Kades 9 tahun harus ditolak Jokowi

PSHK: Kades 9 tahun harus ditolak Jokowi

27 Januari 2023
Deputi KPK Karyoto Usai melaporkan ke Dewas KPK

Deputi KPK Karyoto Usai melaporkan ke Dewas KPK

27 Januari 2023
IPW: ada lobi satgasus soal hukumam Sambo

IPW: ada lobi satgasus soal hukumam Sambo

27 Januari 2023
  • Tentang DNI
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak DNI
  • Indeks

© 2022 Daily News Indonesia - Cerdas, Akurat, Bermanfaat.

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Home
  • NEWS
  • TECH
  • KOLOM
  • LIFESTYLE
  • LAINNYA
    • Analisis
    • Wawancara
    • Opini
    • Religi
    • Serba-Serbi
    • Obituary
    • Oase
    • Liyan
    • Investigasi
    • Editorial
    • Diplomatic Corner
    • Anies Baswedan
  • CONVERGENCE
    • DN-RADIO
    • DN-MEDSOS
    • DNI INFOGRAFIS

© 2022 Daily News Indonesia - Cerdas, Akurat, Bermanfaat.

Selamat Datang!

Silakan Login

Lupa Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist