MATAHARI terbit itu fenomena alam tiap hari. Tidak ada yang istimewa selain tentu saja kebesaran Tuhan. Akan menjadi unik adalah bagaimana cara kita menikmati kebesaran Tuhan itu.
Untuk menikmati matahari terbit secara menakjubkan, datanglah ke bukit Sikunir di Desa Sembungan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo yang masih berada di kawasan wisata Dataran Tinggi Dieng.
Selama ini, orang leluasa menikmati matahari terbit di kawasan Bromo, Probolingggo Jawa Timur. Kini, kita bisa bergeser ke barat untuk menikmati lahirnya matahari. Bukit Sikunir kini mulai menjadi destinasi utama bagi wisatawan yang datang ke Dieng. Di kawasan Dieng, mata wisatawan dimanjakan dengan banyak objek. Dari bentang alam nan elok sampai gemuruh kawah, dari candi sampai telaga, semuanya ada.
Kini, sekitar empat tahun lalu, bukit Sikunir mulai menjadi idola. Bukit ini menawarkan wisata yang unik, petualangan sekaligus panorama lahirnya matahari.
Ya matahari memang lahir tidak biasa di bukit Sikunir. Menyembul dari balik awan dan gunung. Dan dia lahir seperti di bawah kita. Titik di mana kita berdiri masih lebih tinggi dari titik lahirnya matahari. Kita seakan “mengatasi” matahari. Kita seperti “menaklukkan” matahari.
Konfgurasi awan putih , gunung, dan matahari, melahirkan sensasi tersendiri. Kawasan Dieng yang kerap disebut negeri di atas awan itu, memperoleh peneguhan ketika kita berada di bukit Sikunir, bukit berketinggian sekitar 2400 meter itu.
Waktu terbaik untuk menaklukkan bukit Sikunir adalah sekitar Juni-September pas puncak musim kemarau. Selain tidak ada hujan, kondisi awan putih juga sedang mengalami puncak “penggumpalannya”. Kebetulan juga antara bulan-bulan itu, kawasan Dieng sedang mengalami suhu terdingin. Pada musim sekarang ini, misalnya, Dieng mengalami suhu terdingin di minus 7 derajat. Kita belum lupa bahwa bulan Juli-Agustus lalu, Dieng dihebohkan dengan munculnya bunga salju.
Kawasan sekitar bukit Sikunir mulai menggeliat. Kita biasanya menginap di hotel atau homestay yang sekarang menjamur di Dieng. Tarifnya bermacam-macam, dimulai dari Rp200 ribu per kamar atau Rp500 ribu per homestay nyang biasanya memiliki dua kamar.
Agar tidak terburu-buru kita biasanya sudah cabut dari penginapan pukul 03.40 pagi. Dari Dataran Tinggi Dieng menuju Sikunir kira-kira kita menempuh 6 km. Sekitar 20 menit berkendaraan,dan kita melewati Desa Sembungan yang merupakan desa tertinggi di Pulau Jawa, kita akan sampai di pelataran parkir Sikunir yang terletak di tepi Telaga Sembungan.
Harap dicatat, bila musim libur, kendaraan yang antre ke tempat parkir lumayan padat. Selain itu jalan menuju tempat parkir juga sempit. Mobil antre satu-satu.
Bagi yang akan menunaikan salat subuh, bisa kita laksanakan di samping lapangan parkir. Bisa juga di banyak warung/resto yang juga menyediakan ruang salat. Kalau mau sensasi lebih bisa juga salat subuh di puncak Sikunir. Tersedia musala dari bambu dengan air wudu yang dinginnya menusuk tulang.
Setelah sampai puncak, rasakan sensasi ketika kita “mengatasi” matahari, awan dan gunung. Untuk sampai ke negeri di atas awan, datanglah ke Sikunir.
Kini, Sikunirr maju pesat. Fasilitas makin lengkap. Warung makan, misalnya, kini sudah rapat berjajar dari area parkir sampai titik pendakian, berjarak sekitar 700 meter. Tiga tahun lalu, masih banyak tanah kosong di jalur itu.
Makanan apa saja tersedia. Dari yang khas setempat seperti mie ongklok, tempe kemul, sampai air kemasan yang umumnya datang dari pabrik di kota besar
Untuk menuju ke Dieng, kini sangatlah mudah. Dari arah selatan, bisa lewat Kabupaten Banjarnegara, dari utara, melalui Kabupaten Wonosobo.
Perjalanan lewat mana pun, akan terasa indah dan menyenangkan. Pemandangan alam perbuktikan dengan pohon dan tanaman sayuran yang sangat subur, akan menjadikan mata Anda nyaman.