Daily News|Jakarta –Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, memasukkan penyebaran virus corona ke dalam risiko sangat tinggi di China. Sementara kasus serupa dikategorikan sebagai risiko tinggi di tingkat regional dan global.
Dilansir AFP, Badan Kesehatan PBB yang berbasis di Jenewa ini merevisi kesalahan laporan sebelumnya yang dirilis pada Kamis (23/01) dengan memasukkan penyebaran virus corona sebagai risiko global.
Koreksi penilainan ini bukan berarti WHO mengumumkan kondisi darurat kesehatan global terkait penyebaran virus corona.
Virus corona pertama kali diidentifikasi di kota Wuhan, China pada 31 Desember lalu. Virus corona telah menginfeksi lebih dari 2.700 orang di seluruh dunia.
Hingga Selasa (28/01) tercatat 106 orang dinyatakan meninggal dunia akibat terinfeksi virus yang juga dikenal dengan sebutan 2019 N-CoV.
Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pengubahan status lantaran wabah ini memiliki potensi tinggi menyebar di skala global.
“Virus corona darurat dan masuk kategori sangat tinggi di China, tetapi belum menjadi darurat kesehatan global,” ungkap Ghebreyesus usai mengunjungi Negeri Tirai Bambu baru-baru ini.
“WHO menilai wabah tersebut berisiko sangat tinggi di China, dan tinggi risikonya di skala global dan dunia,” tambahnya.
Dilansir AFP, penilaian risiko virus corona oleh WHO dilakukan mencakup tingkat keparahan, penyebaran, dan kapasitas untuk mengatasi kasus tersebut.
Jumlah warga di Negeri Tirai Bambu yang terinfeksi virus tersebut naik drastis menjadi 4.500 orang. Di Provinsi Hubei, sebanyak 24 orang dilaporkan meninggal, dan 1.291 terinfeksi virus corona.
Virus yang menginfeksi saluran pernapasan akut seperti pneumonia itu menebar kekhawatiran global karena dinilai sangat mirip dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) yang pada 2002-2003 menewaskan ratusan orang di China dan Hong Kong.
Selain di China, kasus infeksi virus corona juga terdeteksi di Kanada, Amerika Serikat, Prancis, Sri Lanka, Thailand, Taiwan, Vietnam, Korea Selatan, Nepal, Singapura, Australia, Malaysia, Jepang, Kamboja, dan Jerman.
Sejumlah negara, termasuk Indonesia, telah mengeluarkan peringatan perjalanan bagi warganya ke China. Negara-negara itu juga merencanakan evakuasi warganya dari China dalam waktu dekat. (HMP)
Discussion about this post