Macet di tengah jalan tentunya tidak memberikan kenyamanan dan justru bisa menimbulkan stres. Namun ada bahaya lain yang bersembunyi terutama untuk pengendara mobil.
Ternyata polusi yang dikumpulkan dalam mobil saat menunggu di lampu merah jauh lebih tinggi dibanding udara dalam mobil yang bergerak. Para peneliti yang mempublikasikan penemuan ini dalam jurnal Environmental Science: Processes and Impacts menawarkan solusinya: menutup jendela dan tidak menyalakan kipas saat terjebak macet.
Sirkulasi udara penting, tapi…
Mungkin bukan hal aneh untuk kebanyakan orang yang mengendarai mobil di kota namun tidak sedikit pula yang membuka jendela mobil untuk mendapatkan udara segar. Teorinya, udara dalam mobil semakin memburuk bila tidak mendapatkan sirkulasi, mengingat manusia menggunakan udara dan membuangnya dalam bentuk gas lain seperti karbon dioksida. Penumpukan gas buangan ini akan berdampak buruk bila tidak dikeluarkan dari dalam mobil dan menarik udara luar yang lebih segar.
Namun hal ini tidak bisa dilakukan dalam semua kondisi. Polusi di persimpangan bisa mencapai 29 kali lebih tinggi dibanding jalan terbuka. Maka, mobil yang menunggu di lampu merah bisa mengumpulkan polusi 40 persen lebih banyak dibanding mobil yang bergerak.
Penelitian dan penemuan
Tim peneliti mengumpulkan data dari persimpangan 3 dan 4 arah di dekat lampu lalu lintas. Mereka ingin melihat bagaimana pengaturan ventilasi berbeda dapat mempengaruhi partikel yang ada di dalam mobil. Mereka juga membandingkan tingkat polusi dalam mobil dibandingkan dengan pejalan kaki yang menyeberang di lampu lalu lintas yang sama.
Hasilnya adalah sistem ventilasi mobil sangat efisien untuk mengeluarkan partikel kasar di udara, namun sebaliknya partikel halus meningkat. Tingkat polusi tertinggi dalam mobil muncul saat jendela tertutup di lampu merah dan kipasnya menyala.
Menariknya, pejalan kaki juga terpapar polusi tambahan ini namun tingkatnya tujuh kali lebih rendah dibanding pengendara mobil.
Solusi lengkapnya
Para peneliti merekomendasikan untuk menutup jendela dan mematikan kipas saat terjebak macet atau menunggu di lampu merah. Hal ini bisa mengurangi peluang menghirup partikel berbahaya dari polusi udara sebanyak 76 persen. Mereka juga menyarankan untuk mengatur kipasnya supaya memutar udara internal saja. Sirkulasi udara internal mencegah polusi yang muncul dari luar.
Tentunya hal ini tidak perlu untuk diikuti secara kaku. Bila cuaca dirasa terlalu panas atau dingin, kipas dengan AC atau heater bisa tetap dinyalakan. Yang pasti, para peneliti tetap menyarankan supaya menggunakan pengaturan yang memutar udara di dalam saja, tanpa menarik udara dari luar.
Sumber: Medical News Today