Daily News|Jakarta – Tidak sedikit di antara kita yang menahan keinginan untuk makan makanan favorit (biasanya tidak sehat) selama hari kerja dan olahraga supaya sehat. Kemudian “balas dendam” di akhir pekan dengan makan sebebasnya, mungkin tanpa batasan jelas. Biasanya kebiasaan ini dianggap seimbang karena lebih banyak “hari sehatnya.”
Namun justru hal ini berisiko tinggi terhadap kesehatan seperti yang ditemukan oleh para peneliti dari Faculty of Medicine & Dentistry dari University of Alberta. Secara spesifik, mereka menemukan bahwa beberapa hari makan makanan bergula tinggi untuk meningkatkan risiko radang usus (inflammatory bowel disease/IBD) secara signifikan.
Radang usus (IBD) biasanya mengarahkan kepada dua penyakit: kolitis ulseratif dan penyakit Crohn’s. Kedua kondisi penyakit ini sangat sulit ditangani dan dampaknya sangat berbahaya sehingga mengganggu kehidupan dan bisa menyebabkan masalah penyakit jangka panjang.
Yang menjadi masalah adalah pada peningkatan tajam konsumsi makanan bergula dalam waktu singkat. Para peneliti mengujinya pada tikus dan menemukan sejumlah gejala yang mengarahkan pada penyakit radang usus hanya karena diberikan diet bergula tinggi selama dua hari. Periode singkat “makan bebas” sudah cukup untuk membuat sejumlah “bakteri jahat” seperti E. coli berkembang cepat. Bakteri-bakteri seperti ini yang memberikan dampak buruk pada usus sehingga mendorong terjadinya inflamasi serta potensi penyakit lain, termasuk depresi dan kegelisahan.
Menariknya, gejala-gejala penyakit ini seolah menjadi netral ketika diberikan asam lemak berantai pendek seperti yang ditemukan pada makanan-makanan berserat tinggi. Maka penelitian ini bisa membuka jalan untuk penelitian yang lebih mendalam serta mencari potensi solusi dari permasalahan ini. (EJP)
Sumber: EurekAlert
Discussion about this post