Daily News | Indonesia – Rangkaian menyambut Hari Santri, 22 Oktober 2019 semakin padat. Malam Kebudayaan Pesantren dengan tema ‘Ngaji, Ngopi, Ngomedi’ dipandu oleh budayawan senior Chandra Malik bertempat di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Kedoya, Jakarta Barat. Sebelum esoknya akan dilanjutkan dengan Muktamar Santri pada Minggu (29/09/2019).
Acara mulai dibuka dengan kehadiran rombongan Kementerian Agama RI yang langsung dipimpin Menteri Lukman Hakim Syaifuddin beserta rombongan pukul 20:19 WIB hingga menjelang dini hari 24:58 WIB Sabtu (28/09/2019)
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Komarudin Amin mengatakan melalui kegiatan ini memberi pemahaman kepada masyarakat umum dan internasional bahwa pesantren sebagai role model dalam penggagas perdamaian dunia.
“Acara Muktamar Pemikiran Santri ini memberikan kepahaman kepada masyarakat umum dan internasional bahwa pesantren sebagai role model dalam penggagas perdamaian dunia. Peran santri sangat strategis guna menangkal radikalisme di ruang-ruang yang memenangkan perebutan otoritas di ruang publik,” ucap Komarudin Amin.
Hal senada disampaikan Menteri Lukman. Menurutnya Pondok Pesantren tidak bisa dilepaskan dari jejak sejarah kebudayaan bangsa Indonesia, terlebih dengan nilai-nilai luhur yang diajarkan pada para santri.
“Tahun ini kali ke-4 kita memperingati Hari Santri Nasional, secara khusus Muktamar Pemikiran Santri ini akan dirangkai dengan malam kebudayaan. Sebab, kita tahu salah satu ciri pondok pesantren yang ada di Indonesia memiliki rekam jejak sejarah yang menonjol terkait kebudayaan dan hubungan relasinya,” ucap Lukman.