Daily News | Indonesia – Wayang Bocor asuhan Eko Nugroho pentas di dia.lo.gue Artspace Kemang Jakarta Selatan dalam acara Royo-Royo yang diadakan oleh Yayasan Kelola. Wayang Bocor menggunakan bahasa ala milenial.
Dalam acara penggalangan dana itu, Kelola mengundang Eko yang pernah menjadi penerima hibahnya pada 2008 untuk pentas dan menarik minat pengunjung dengan pertunjukan bertajuk “Permata di Ujung Tanduk”.
“Saya ini pelukis, saya suka visual dan saya amat suka wayang, tapi bukan yang penuh warna melainkan yang hitam-putih, yang belakang bayangan,” kata Eko dikutip dari CNN pada Minggu (27/10/2019).
Eko dan tim Wayang Bocor menggunakan bahasa yang adaptif terhadap penonton. Dalam hal ini adalah penonton ibu kota, ada sejumlah prokem anak muda metropolitan yang digunakan, salah satunya “keles” yang bermakna “kali” dalam hal menyungguhkan.
“Kesenian bagi kami adalah cair, menyenangkan, dan jadi pesan bagi semua orang lewat bahasa seni. Ketika semua orang senang, lucu-lucuan, tiba-tiba ada sentilan, itu yang ingin kami tawarkan,” kata Eko memberi penjelasan. (Smh)
Discussion about this post