Daily News Indonesia – Selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, sejumlah pihak kerap melabeli Anies Baswedan sebagai pemimpin yang radikal bahkan ekstrem.
KH Samsul Ma’arif, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta menyampaikan, hal itu tidak benar adanya. Bahkan kata dia, Anies cukup baik dalam membangun toleransi beragama di ibu kota.
Relasi Anies di kalangan NU DKI Jakarta pun dinilai Syamsul cukup dekat. “Kita komunikasi terus (dengan Anies Baswedan). Minggu kemarin sampai tiga kali mendatangi acara NU. Ya dekat, kata Syamsul kepada KBA New di Jakarta, Senin 1 November 2021.
Saya kira (dengan) Ormas (Organisasi Kemasyarakatan) yang lain juga begitu. Dengan lembaga keagamaan non muslim juga bagus Pak Anies,” imbuhnya.
Berikut wawancara KBA News dengan KH Samsul Ma’arif, Ketua PWNU DKI Jakarta.
KBA News:
Ada yang berpandangan dan menilai Anies Baswedan adalah gubernur radikal. Bagaimana menurut Anda?
KH Samsul Ma’arif:
Saya melihat Pak Anies cukup baik dalam membangun toleransi umat beragama di DKI Jakarta. Minggu kemarin sampai tiga kali mendatangi acara NU. Ya dekat. Saya kira (dengan) Ormas yang lain juga begitu. Dengan lembaga keagamaan non muslim juga bagus pak Anies.
Sebagai contoh, sebelumnya Anies meresmikan pembangunan Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Tugu, Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa 26 Oktober 2021 lalu.
Peresmian ini ditandai dengan peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya proses pembangunan. Pada kesempatan itu, Anies yang juga melakukan penandatanganan prasasti mengingatkan bahwa Indonesia merupakan bangsa yang beragam. Persatuan dan kebersamaan perlu dirawat oleh masyarakat
KBA News:
Apakah selama memimpin DKI Jakarta Anies Baswedan memiliki catatan hitam soal toleransi beragama?
KH Samsul Ma’arif:
Tidak ada catatan hitam. Saya melihat Pak Anies positif.
KBA News:
Apa masukan NU DKI Jakarta kepada Anies Baswedan, khususnya soal toleransi beragama?
KH Samsul Ma’arif:
Saya kira Pak Anies ke depan itu perlu kajian secara khusus terkait lembaga keagamaan. Mestinya Pak Anies punyak catatan. Dan harus punya perhataian yang sama kepada semua Ormas.
Pak Anies tidak hanya sekedar menyapa. Kepada Ormas itu tidak hanya salamnya saja yang faseh. Tapi juga salamannya itu juga harus faseh. Itu artinya untuk kepentingan Ormas.
KBA News:
Maksud kongkretnya seperti apa?
KH Samsul Ma’arif:
Ini bukan kami menuntut minta ya. Mestinya Pak Anies punyak kajian bantuan hibah untuk Ormas keagamaan itu. Misalnya kajian tentang mana saja kira-kira Ormas yang betul-betul turun ke bawah membantu masyarakat.
Discussion about this post