Daily News|Jakarta – Mantan Dubes RI untuk Polandia Haz Pohan menyatakan kaget, opini lama yang ditulisnya pada bulan Mei 2019 tentang bahaya RRT kini viral kembali, Bahkan lebih dahsyat.
Pasca Pilpres 2019 menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI 2019-2024, artikel lama berjudul “Ex Dubes Polandia Haz Pohan Ungkap Agenda RRT di Indonesia [https://www.portal-islam.id/2019/05/ex-dubes-polandia-haz-pohan-ungkap.html] kembali viral.
Ketika dihubungi DNI, Haz Pohan menyatakan tanggal 23 Mei 2019, setelah Pileg dan Pilpres 17 April 2019, dia memang menuliskan Kultwit di akun Twitter-nya @hazpohan. Lalu, kumpulan cuitan itu dimunculkan oleh Portal Islam dan mendapat viral dibaca puluhan ribu kali.
Setelah hampir 5 bulan, menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, artikel yang sama viral kembali di berbagai grup WA. Bahkan lebih dahsyat dan meluas dibaca, tidak saja di kalangan netizen tetapi dari kalangan elit. Artikel Portal Islam itu dilengkapi komentar dengan judul baru: “Skenario dan Prediksi Jika Rezim ini Kembali Berkuasa”.
“Jika diteliti, tampak bahwa artikel Portal Islam itu tidak terkait sama sekali dengan komentar yang ditulis anonim dan mengesankan opini tambahan yang saya tuliskan. Karena itu, saya beberapa hari ini dibombardir tidak saja dari teman-teman dekat, bahkan pejabat dan elit yang selama ini tidak pernah mengontak saya, termasuk dari luar negeri, menanyakan, apakah benar artikel itu saya yang tulis?” jelas Haz Pohan kepada DNI.
“Ketika bulan Mei 2019 artikel Portal Islam ini viral, saya dihubungi oleh para senior mantan politisi top dan petinggi negara, jenderal bahkan menteri. Saya diminta untuk menjadi pembicara di group terbatas, untuk menjelaskan analsis saya, mengapa RRT kini telah muncul menjadi kekuatan yang mengancam bukan saja kedaulatan bahkan eksistensi Republik,” lanjutnya.
Haz Pohan, yang mantan Dubes RI untuk Polandia itu, mengatakan bahwa ketika menulis kultwit itu, dia hanya memerlukan setengah jam dalam 23 serial.
“Tidak sulit menulis opini itu, karena dalam beberapa kali kesempatan memberikan kuliah dan ceramah analisis itu saya sampaikan dan diskusikan dengan beberapa ahli politik internasional.”
Saya memberikan penjelasan kepada teman-teman dan pihak yang memintakan klarifikasi bahwa jika ditanyakan artikel yang dimuat Portal Islam itu betul asli diambil dari Kultwit saya. Tentu saya sendiri menuliskan, dan saya memiliki referensi kuat untuk beropini seperti itu.
Namun di bawah artikel Portal Islam ada komentar dari penulis anonim dengan bahasa yang provokatif dan menarik perhatian. Para viral sekarang (yang kedua) mungkin judul komentar “Skenario dan Prediksi Jika Rezim ini Kembali Berkuasa” menarik pembaca di dunia netizen.
“Jika saya teliti, isi kedua postingan ini sama. Yang membedakan adalah judul komentar yang berbeda.”
Saya menyadari, ada yang memberikan komentar, menumpang di atas artikel dan nama saya. Itu jelas bukan saya yang menulis. Banyak teman2 yang tahu itu bukan gaya tulisan saya.
Ketika ditanyakan DNI mengapa Haz Pohan tidak membuat klarifikasi ke publik, dia mengatakan: “Saya memang tidak mengklarifikasi, apalagi membantah opini yang berkembang bahwa terpilihnya kembali Jokowi dalam periode ke-2 ini membuat ancaman RRT itu menjadi lebih kuat. “
“Komentar itu berangkat dengan asumsi dasar dan kesimpulan yang sama dengan opini saya, mengenai agresif-nya RRT ingin menguasai Indonesia, dengan menggunakan semua instrumen yang ada: termasuk para diaspora dari kalangan konglomerat di Indonesia. Kita tahu, para Konglo itu tidak memelihara loyalitas kepada ‘ibu kos’ Indonesia, tetap pada negeri asal, RRT.”
“Mereka juga tidak kuatir, RRT itu tetap memiliki agenda komunis. Dulu gagal di tahun 1965, kini mereka menerapkan strategi berbeda, termasuk bekerjasama dengan AS. Karena itulah opini anomin itu tidak ingin saya bantah ke publik,” demikian tutup Haz Pohan. (EJP)