Daily News|Jakarta – Seorang kakek di Shanghai, China yang sudah dimasukkan ke kantong jenazah, tampak bergerak meski sempat dilaporkan tewas.
Insiden itu terekam dalam video dan viral di media sosial. Dalam kejadian tersebut para petugas tampak mundur usai melihat kakek itu bergerak dalam kantong.
Video tersebut diunggah pada Minggu (1/5) dan memicu kritik. Dalam video, terlihat kepala laki-laki itu muncul dari kantong jenazah berwarna kuning saat para pekerja mengangkatnya dari kendaraan. Sang kakek diketahui tinggal di panti jompo.
“Panti jompo sangat berantakan. Mereka mengangkut orang yang masih hidup dan mengatakan mereka meninggal. Petugas bilang mereka masih bergerak. Itu tak bertanggung jawab, betul-betul tak bertanggung jawab,” kata orang yang merekam video itu, dikutip CNN pada Selasa (3/5).
Banyak netizen China di platform Weibo mengaku tak percaya kesalahan besar itu bisa terjadi, terutama di Shanghai.
“Masalah di Shanghai kali ini terekspos semua,” kata salah satu pengguna Weibo.
Pengguna lain juga berkomentar, “Ini termasuk pembunuhan yang disengaja.”
Banyak orang yang menduga, kemungkinan laki-laki itu bisa saja dimakamkan atau dikremasi seandainya ia tak ditemukan hidup-hidup.
“Pemerintah tak peduli, apa yang terjadi di Shanghai?” kata pengguna Weibo yang lain.
Usai viral, pemerintah Shanghai mengeluarkan pernyataan resmi untuk menanggapi insiden itu pada Senin (2/5). Mereka mengatakan, Lansia tersebut kini dalam kondisi yang stabil.
Dalam pernyataan itu, pemerintah juga mengaku sudah mencopot tiga pejabat dari Biro Urusan Sipil dan kantor Dinas Sosial kabupaten. Selain itu, mereka juga memecat kepala panti jompo tempat sang kakek tinggal.
Menurut media China Global Times, pemerintah juga mencabut surat izin kerja dokter yang terlibat, dan kini dalam pemeriksaan. Sejak Maret lalu, Shanghai tengah berjuang menghadapi amukan Covid-19. Pemerintah sampai-sampai menetapkan penguncian wilayah.
Selama lockdown, pemerintah panen protes dari penduduk setempat karena kekurangan makanan hingga obat-obatan. Namun, pekan lalu beberapa wilayah di Shanghai mulai melonggarkan pembatasan. Di sejumlah daerah aturan itu masih ketat. (HMP)