Daily News Indonesia
  • Home
  • NEWS
  • TECH
  • KOLOM
  • LIFESTYLE
  • LAINNYA
    • Analisis
    • Wawancara
    • Opini
    • Religi
    • Serba-Serbi
    • Obituary
    • Oase
    • Liyan
    • Investigasi
    • Editorial
    • Diplomatic Corner
    • Anies Baswedan
  • CONVERGENCE
    • DN-RADIO
    • DN-MEDSOS
    • DNI INFOGRAFIS
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Daily News Indonesia
  • Home
  • NEWS
  • TECH
  • KOLOM
  • LIFESTYLE
  • LAINNYA
    • Analisis
    • Wawancara
    • Opini
    • Religi
    • Serba-Serbi
    • Obituary
    • Oase
    • Liyan
    • Investigasi
    • Editorial
    • Diplomatic Corner
    • Anies Baswedan
  • CONVERGENCE
    • DN-RADIO
    • DN-MEDSOS
    • DNI INFOGRAFIS
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Daily News Indonesia
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Kolom

MENGAPA KUNJUNGAN PKC KE INDONESIA?

22 September 2019
di Editorial, Haz Pohan, Kolom
44 2
A A
0
MENGAPA KUNJUNGAN PKC KE INDONESIA?

DNI-Jakarta – Kepala Polit Biro Hubungan Internasional Partai Komunis China (ID CPC), Song Tao, mengadakan kunjungan ke Indonesia. Pada hari pertama Song diterima Presiden Joko Widodo di istana, didampingi oleh Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir, serta Menteri Sekretaris Negara Pratikno. 

Song Tao selanjutnya mengadakan dengan pertemuan dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, sambil makan siang bersama serta membahas kerja sama antar-partai. Pertemuan berlangsung di Hotel Oriental Mandarin, Jakarta Pusat.  Hubungan kedua partai ini sudah lama diketahui publik dan berlangsung konstan.

Song Tao juga menemui Ketum Gerindra Prabowo Subianto di Jl Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.  Pertemuan Prabowo dan Song Tao diungkapkan Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon melalui Twitter.

Kepala Politbiro Hubungan Internasional PKC juga bertemu dengan Ketum Golkar, Airlangga Hartanto di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Sabtu (21/9). Mereka sepakat untuk tukar-menukar kader partai.  Setiap tahun Golkar mengirim 15 kader dalam rangka studi banding.  PKC juga mengirim kadernya ke Indonesia.

  Belajarlah dari sejarah

Apa yang salah?

Pertama, bulan September kelabu bagi bangsa Indonesia.  Menjelang tanggal 30 September, kenangan rakyat Indonesia pada pemberontakan PKI membongkah.  Menjelang pemberontakan PKI di tahun 1965 hubungan Indonesia dengan RRT sangat mesra, yang dimanfaatkan untuk membina PKI dan  bahkan memberikan bantuan senjata.  Akibat pemberontakan G30S/PKI, Indonesia melarang penyebaran ideologi komunis.  RRT masih menganut komunisme bahkan semakin menguat karena kekuatan ekonomi, politik dan militer pada skala dunia.

Kedua, tokoh partai diterima Presiden di Istana itu mengisyaratkan pelanggaran keprotokolan.  Berbeda dengan kunjungan Ketua Partai Komunis Vietnam(PKV) yang secara de facto adalah penguasa pemerintahan dan kunjungan itu bernilai peningkatan hubungan bilateral. Kepala Politbiro Hubungan Internasional PKC ini tidak memiliki jabatan formal di pemerintahan namun mendapat perlakuan seperti pejabat pemerintahan. Dalam kamus keprotokolan Indonesia, tidak ada jenis kunjungan tokoh partai secara khusus, kecuali tamu itu menyandang jabatan formal di pemerintahan.

  Cerita Buya Hamka tentang Gandhi dan Ghirah Hindunya

Ketiga, kunjungan ini mengingatkan kita pada situasi menjelang G30S/PKI dengan terbentuknya poros Jakarta-Beijing-Pyongyang yang berpotensi pelanggaran terhadap asas politik luar negeri bebas aktif.  Ini fenomena yang alarming. Pelanggaran terhadap polugri bebas aktif menjadi salah satu syarat terjadinya impeachment.

Keempat, meskipun pembiacaraan kerjasama antar-partai, Ketum Golkar Airlangga Hartanto juga menjabat Menteri Perindustrian dan dengan mitranya membahas urusan negara berkaitan dengan investasi dan situasi global ke depan. “Kita juga membahas soal investasi China di Indonesia, termasuk di bidang mineralisasi logam, seperti di Morowali atau pun industri otomotif,” kata Airlangga.

“Mereka tadi mendengar kebijakan yang diambil oleh pemerintah Indonesia dan dalam kebijakan-kebijakan yang dilakukan, tentunya kemudahan yang diberikan akan disampaikan kepada kalangan usaha di China, agar Indonesia dan China investasinya bisa meningkat,” lanjut Airlangga.

Kelima, intensitas kunjungan pejabat RRT, baik pemerintahan maupun kepartaian yang berkarakter kebudayaan yang di dalamnya termasuk kebudayaan.  Kebudayaan diatur ketat di China, dan menjadi alat propaganda yang ampuh.  Indonesia ingin belajar dari China untuk mengatur seniman?  Ingin belajar tentang ‘Revolusi Kebudayaan’ yang telah membunuh ratusan ribu warganya? RRT ingin berbagi bagaimana cara menindas Islam seperti apa yang sedang terjadi di Xinjiang?  Begitu pertanyaan netizen.

  Revolusi ala Erdogan dan harapan Umat

Maka reaksi masyarakat netizen meninggi.  Misalnya Musni Umar @musniumar, Rektor Universitas Ibnu Chaldun, bereaksi dengan penolakan, karena alasan ideologis bahwa RRT komunis dan anti-tuhan.  PKC juga menganut partai tunggal dan anti demokrasi, yang menindas lawan-lawan politiknya.  RRT dan PKC terlibat G30S/PKI di tahun 1965.

Pemerintah harus berhati-hati dengan negara asing apabila muatan pertemuan yang bukan berkarakter hubungan antar-pemerintah atau negara.  Terutama ketika kunjungan yang syarat dengan kepentingan ideologis bahkan strategis dari sebuah negeri yang benar-benar menentang ideologi negara Pancasila.

 

(HMP)

 

 

 

Bagikan36Tweet23KirimBagikanPin8

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BERITA TERPOPULER

  • Lebih Akrab dengan Pengobatan Kepret Ala Sinshe Awi Bagian I

    Lebih Akrab dengan Pengobatan Kepret “Ala” Sinshe Awi (Bagian I)

    9705 bagikan
    Bagikan 3882 Tweet 2426
  • Liburan tiba, Batik Air siapkan 145 ribu seat perjalanan wisata destinasi domestik dan international

    2 bagikan
    Bagikan 1 Tweet 1
  • Orde reformasi reinkarnasi Orde Baru?

    7 bagikan
    Bagikan 3 Tweet 2
  • Ganti menteri ganti kebijakan di Kemendikbud

    13 bagikan
    Bagikan 5 Tweet 3
  • Jangan Putar Balikkan Sejarah: Milisi Pao An Tui Musuh Proklamasi

    542 bagikan
    Bagikan 217 Tweet 136
  • Pupy

    70 bagikan
    Bagikan 28 Tweet 18
  • Masihkah RRT menjadi ancaman?

    589 bagikan
    Bagikan 236 Tweet 147
  • In Memoriam Saleh Khalid, Mantan Ketum PB HMI

    165 bagikan
    Bagikan 66 Tweet 41
  • Kisah SBY Batal Jadi KSAD Karena Gus Dur

    363 bagikan
    Bagikan 145 Tweet 91
  • Ini Khasiat Jahe Merah dan Pinang Muda untuk Vitalitas Pria

    2189 bagikan
    Bagikan 876 Tweet 547

BERITA TERBARU

Liburan tiba, Batik Air siapkan 145 ribu seat perjalanan wisata  destinasi domestik dan international

Liburan tiba, Batik Air siapkan 145 ribu seat perjalanan wisata destinasi domestik dan international

5 Juni 2023
Benarkah kursi Presiden Jokowi saat ini menjadi hak waris Prabowo?

Benarkah kursi Presiden Jokowi saat ini menjadi hak waris Prabowo?

4 Juni 2023
Orde reformasi reinkarnasi Orde Baru?

Orde reformasi reinkarnasi Orde Baru?

4 Juni 2023
  • Tentang DNI
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak DNI
  • Indeks

© 2022 Daily News Indonesia - Cerdas, Akurat, Bermanfaat.

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Home
  • NEWS
  • TECH
  • KOLOM
  • LIFESTYLE
  • LAINNYA
    • Analisis
    • Wawancara
    • Opini
    • Religi
    • Serba-Serbi
    • Obituary
    • Oase
    • Liyan
    • Investigasi
    • Editorial
    • Diplomatic Corner
    • Anies Baswedan
  • CONVERGENCE
    • DN-RADIO
    • DN-MEDSOS
    • DNI INFOGRAFIS

© 2022 Daily News Indonesia - Cerdas, Akurat, Bermanfaat.

Selamat Datang!

Silakan Login

Lupa Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist