• Terkini
  • Trending
‘Profesor Leuser’ Itu Hanya Tamatan SD

‘Profesor Leuser’ Itu Hanya Tamatan SD

Marzuki Alie Cs Siapkan Perlawanan

Marzuki Alie Cs Siapkan Perlawanan

Jhoni Allen Akan Dicopot dari Anggota DPR

Jhoni Allen Akan Dicopot dari Anggota DPR

Ibas Tegaskan Dukungannya Kepada Ketum AHY

Ibas Tegaskan Dukungannya Kepada Ketum AHY

Densus 88 Tangkap 12 Terduga Teroris

Densus 88 Tangkap 12 Terduga Teroris

YLBHI: Virtual Police Persulit Pembelaan Diri Warga dalam Kasus ITE

YLBHI: Virtual Police Persulit Pembelaan Diri Warga dalam Kasus ITE

Penembakan Berulang, Reformasi Menyeluruh Polri Perlu Segera

Penembakan Berulang, Reformasi Menyeluruh Polri Perlu Segera

Jurnalis Jepang Ditahan Polisi Myanmar

Jurnalis Jepang Ditahan Polisi Myanmar

Sanksi Internasional Beruntun Cekik Junta Militer

Sanksi Internasional Beruntun Cekik Junta Militer

Parlemen Belanda Keluarkan Mosi Terhadap Genosida Uighur

Parlemen Belanda Keluarkan Mosi Terhadap Genosida Uighur

Nurdin Abdullah Dijemput KPK: PDIP Tunggu Status Resmi

Nurdin Abdullah Dijemput KPK: PDIP Tunggu Status Resmi

Ibas: Jangan Adu Domba Saya dengan Mas AHY

Ibas: Jangan Adu Domba Saya dengan Mas AHY

Kapolri Terbitkan SE, Tapi Kasus Abu Janda Harus Diproses

Kapolri Terbitkan SE, Tapi Kasus Abu Janda Harus Diproses

  • Home
  • News
  • Tech
  • Kolom
  • Wisata
  • Convergence
    • DN-TV
    • DN-RADIO
    • DN-PAPER
    • DN-MEDSOS
    • DN-EO
Selasa, 2 Maret 2021
Daily News Indonesia
  • Home
  • News
    • Semua
    • Ekonomi
    • Hallo Mancanegara
    • Hukum
    • Megapolitan
    • Politik
    Marzuki Alie Cs Siapkan Perlawanan

    Marzuki Alie Cs Siapkan Perlawanan

    Jhoni Allen Akan Dicopot dari Anggota DPR

    Jhoni Allen Akan Dicopot dari Anggota DPR

    Ibas Tegaskan Dukungannya Kepada Ketum AHY

    Ibas Tegaskan Dukungannya Kepada Ketum AHY

    Densus 88 Tangkap 12 Terduga Teroris

    Densus 88 Tangkap 12 Terduga Teroris

    YLBHI: Virtual Police Persulit Pembelaan Diri Warga dalam Kasus ITE

    YLBHI: Virtual Police Persulit Pembelaan Diri Warga dalam Kasus ITE

    Penembakan Berulang, Reformasi Menyeluruh Polri Perlu Segera

    Penembakan Berulang, Reformasi Menyeluruh Polri Perlu Segera

    Jurnalis Jepang Ditahan Polisi Myanmar

    Jurnalis Jepang Ditahan Polisi Myanmar

    Sanksi Internasional Beruntun Cekik Junta Militer

    Sanksi Internasional Beruntun Cekik Junta Militer

    Parlemen Belanda Keluarkan Mosi Terhadap Genosida Uighur

    Parlemen Belanda Keluarkan Mosi Terhadap Genosida Uighur

    Nurdin Abdullah Dijemput KPK: PDIP Tunggu Status Resmi

    Nurdin Abdullah Dijemput KPK: PDIP Tunggu Status Resmi

  • Tech
    • Semua
    • Apps
    • Mobile
    • Sains
    WhatsApp Mulai Blokir Pesan Jika Tak Penuhi Syarat dan Ketentuan Baru

    WhatsApp Mulai Blokir Pesan Jika Tak Penuhi Syarat dan Ketentuan Baru

    Penahanan Pendiri Pasar Muamalah Zaim Saidi Diperpanjang

    Penahanan Pendiri Pasar Muamalah Zaim Saidi Diperpanjang

    Misi UEA Tiba di Planet Mars

    Misi UEA Tiba di Planet Mars

    Yang Dicari Cleopatra, Malah Temukan Mumi Berlidah Emas

    Yang Dicari Cleopatra, Malah Temukan Mumi Berlidah Emas

    Satelit Telkom-3 Jatuh ke Bumi, Ini Penjelasan Lapan

    Satelit Telkom-3 Jatuh ke Bumi, Ini Penjelasan Lapan

    Habis TikTok Timbullah Kuaishou

    Habis TikTok Timbullah Kuaishou

    Apple Gabung Hyundai untuk Produsi Mobil ‘Autonomous’

    Apple Gabung Hyundai untuk Produsi Mobil ‘Autonomous’

    Demo Anti-Kudeta Myanmar Meluas, Twitter Instagram Diblokir

    Demo Anti-Kudeta Myanmar Meluas, Twitter Instagram Diblokir

    Mark Zuckerberg Buka Suara Soal Kebijakan Baru WhatsApp

    Mark Zuckerberg Buka Suara Soal Kebijakan Baru WhatsApp

    Facebook Tutup Akun  PM Benjamin Netanyahu

    Facebook Tutup Akun PM Benjamin Netanyahu

  • Kolom
    • Semua
    • Duta Islam
    • Haz Pohan
    • Hersubeno Arief
    • M. Mufti Mubarok
    • Ustad Fahmi
    • Utteng
    ASEAN dan Krisis Myanmar

    ASEAN dan Krisis Myanmar

    The New Istiqlal

    The New Istiqlal

    Muslim Amerika dan issu Palestina

    Muslim Amerika dan issu Palestina

    Ketika segalanya dipolitisir!

    Ketika segalanya dipolitisir!

    Militer dalam Politik Myanmar

    Militer dalam Politik Myanmar

    Dominasi Semu: Perebutan Hegemoni Global

    Dominasi Semu: Perebutan Hegemoni Global

    Bacaan Akhir Pekan: Merespon Krisis Ulama

    Bacaan Akhir Pekan: Merespon Krisis Ulama

    American Muslim & a Lost Generation

    American Muslim & a Lost Generation

    Kemenangan Biden: Optimis iya, Euphoria tidak!

    Kemenangan Biden: Optimis iya, Euphoria tidak!

    Meninggalnya para Ulama

    Meninggalnya para Ulama

  • Wisata
    • Semua
    • Kuliner
    • Travel
    Wisata Halal: Mengapa Khawatir?

    Wisata Halal: Mengapa Khawatir?

    Turis Cina Tak Datang, Pariwisata Melempem

    Turis Cina Tak Datang, Pariwisata Melempem

    Terkubur 2000 Tahun, Kedai ‘Fastfood’ di Pompeii Siap Dibuka

    Terkubur 2000 Tahun, Kedai ‘Fastfood’ di Pompeii Siap Dibuka

    Kunjungan Wisatawan ke Kamboja Anjlok 76 Persen

    Kunjungan Wisatawan ke Kamboja Anjlok 76 Persen

    Turki: Kunjungan Terlaris Turis Indonesia

    Turki: Kunjungan Terlaris Turis Indonesia

    Libur Bersama: Penumpang KA Melonjak 73 Persen

    Libur Bersama: Penumpang KA Melonjak 73 Persen

    Saat Libur: AP II Mencatat 344 Ribu Pelancong

    Saat Libur: AP II Mencatat 344 Ribu Pelancong

    Wisata di Bali Mulai Pulih: Lebih 9 Ribu Sehari

    Wisata di Bali Mulai Pulih: Lebih 9 Ribu Sehari

    95 Persen Travel Bureau ‘Tiarap’

    95 Persen Travel Bureau ‘Tiarap’

    Mesir Buka Restoran Wisata di Piramida Giza

    Mesir Buka Restoran Wisata di Piramida Giza

  • Convergence
    • DN-TV
    • DN-RADIO
    • DN-PAPER
    • DN-MEDSOS
    • DN-EO
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Daily News Indonesia
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Kolom Haz Pohan

‘Profesor Leuser’ Itu Hanya Tamatan SD

29 Februari 2020
di Haz Pohan, Kolom
6 min read
13
0
‘Profesor Leuser’ Itu Hanya Tamatan SD
27
BAGIKAN
77
DILIHAT
Share on FacebookShare on Twitter

Daily News Indonesia | Pria ini mampu mengidentifikasi ribuan spesies flora dan fauna di Hutan Leuser. ,Ibrahim, nama pria itu, membantu banyak peneliti serta membimbing penelitian banyak mahasiswa dan dosen. Karena itu dia biasa dipanggil ‘Prof’, artinya profesor.  Sejatinya, dia hanya lulusan sekolah dasar, seperti dilaporkan BBC.

Ditemui di stasiun penelitian Soraya di pedalaman hutan Leuser, Ibrahim yang dipanggil “Prof” oleh para ranger dan staf di stasiun itu, memang tampak seperti layaknya seorang profesor.

Berpakaian rapi, kaos lengan panjang berwarna hitam yang adalah seragam Forum Konservasi Leuser — LSM yang mengelola stasiun penelitian itu — disematkan ke dalam celana cargo-nya yang diikat dengan gesper.

Ia pun berpengetahuan luas. Semua pertanyaan seputar Leuser dapat dijawabnya.

Mulut saya pun langsung menganga begitu mengetahui bahwa Ibrahim hanya seorang lulusan sekolah dasar.

“Beliau ini cukup ahli dalam mengidentifikasi satwa dan juga tumbuh-tumbuhan. Beliau cukup detail dalam memberikan petunjuk mengenai satwa tertentu atau tumbuhan tertentu,” ungkap Ridha Abdullah, seorang staf Forum Konservasi Leuser.

Menambahkan, “gelar profesor itu sebagai bentuk penghargaan kepada beliau dari mahasiswa ataupun dosen-dosen yang pernah beliau bimbing di lapangan.”

Ibrahim menguasai lebih dari seribu spesies tanaman dan ratusan spesies hewan. Berdasarkan pengamatan saya, ia memiliki ingatan fotografis. Terbukti saat kami masuk ke hutan di sekitar stasiun penelitian.

Saat dia berhenti di tengah hutan untuk mengamati sebuah burung dengan teropongnya, saya menanyakan apa yang sedang dilihatnya.

“Burung tepus gunung. Nanti di kamp bisa kita lihat gambarnya di nomor 595,” jawabnya.

Namun bukan sekali itu saja, beberapa kali saya ‘menguji keahliannya’ selama berada di dalam hutan, kadang saya menanyakan jenis pohon, kadang hewan yang lewat, bahkan kotoran hewan pun dapat diidentifikasinya.

Ibrahim mulai tertarik dengan fenologi – ilmu yang mempelajari pengaruh lingkungan sekitar terhadap organisme dan sebaliknya – sejak diajak menjadi asisten peneliti di Ketambe, Aceh pada 1986.

Hutan Leuser: Membawa Bom Bom pulang ke rumah

Sampai sekarang, ia telah meneliti perilaku banyak satwa liar, termasuk siamang, gibbon dan orangutan.

“Pertamanya saya bingung juga untuk apa diikuti binatang ini. Lama kelamaan melihat perilakunya itu jadi tertarik juga,” kisahnya.

Leuser kaya dengan hutan primer yang menjadi habitat satwa langka, namun sayangnya luasan hutan itu dengan cepat tergerus akibat alih fungsi lahan menjadi ladang warga, perkebunan sawit atau pertambangan.

Menurutnya, kerusakan yang terjadi di Leuser sangat drastis sejak ia pertama kali masuk ke hutan pada 1993.

“Orangutan itu hampir 50% hilang, akibat lahannya tergangggu, kehidupannya terancam, ada yang menangkap dan ada yang membunuh,

“Kalau harimau pada 90-an jumlahnya mencapai 500-an tapi sekarang ini sudah sangat rentan,

  Ramadan itu bulan Maghfirah!

“Bahkan rangkong gading itu pun sudah sulit kita mendengar suaranya pun. Jangankan melihat. Kalau dulu setiap kita pergi pinggir ladang saja pasti kedengaran suaranya. Sekarang sudah susah untuk dengar suara saja,

“Suara burung lainnya juga seperti murai batu, biasanya di pinggir ladang kita banyak murai baru, paginya berkicau kita dengar, sekarang sudah tak ada lagi.”

Ditanyakan mengenai apa yang bisa dilakukan untuk memperlambat kerusakan di Leuser, Ibrahim menjawab: “Kalau pemerintah bisa fokus untuk memperhatikan kesejahteraan masyarakat, bisa memberikan pekerjaan lain, dan kemudian buatlah aturan yang jelas.”

Setibanya di kamp, saya pun langsung mencari buku LIPI: seri panduan lapangan: burung-burung di sumatera, jawa, bali dan Kalimantan.

Dan di nomor 595 memang ada tercetak “Tepus merbah sampah”.

“Burungnya warna punggungnya coklat tua, dagunya abu-abu. Dan bagian bawahnya agak kuning pucat. Dia sukanya di semak-semak, di tempat rendahan,” menerangkan karakteristik burung yang tak tertulis di buku itu.

Tampaknya gelar profesor tak resmi memang layak diberikan ke Ibrahim.

Karena bagaimanapun, ilmu bukan hanya diukur dengan secarik kertas dan waktu yang dihabiskan di institusi pendidikan.

Ibrahim pun berharap Leuser dapat dipertahankan sebagai hutan primer terbaik di Asia, yang penting bagi kemaslahatan dunia.

Leuser Terancam Punah

Di masa lalu, konflik separatis GAM mencegah perusahaan perkebunan dan pertambangan masuk ke kawasan ekosistem Leuser. Namun sejak perjanjian damai 2005, pembangunan memberi tekanan besar pada hutan dengan ekosistem yang sangat kaya akan keanekaragaman hayati ini.

Di Aceh Selatan kami bertemu dengan Lahmudin, seorang petani sawit dan jagung yang sedang mengumpulkan buah sawit untuk dijual ke perusahaan sawit.

“Ladang ini tadinya hutan,” kata pria paruh baya itu, sambil menunjuk lahannya yang dikelilingi oleh perbukitan yang tertutup pohon.

Dia mengatakan bahwa sekitar satu dekade yang lalu, penebangan hutan besar-besaran terjadi di sini karena warga membutuhkan uang sehingga mereka mengubah lahan itu menjadi kebun kelapa sawit.

“Hanya itu yang bisa dilakukan penduduk setempat.”

Daerah yang ditanami oleh Lahmudin dan penduduk desa lainnya adalah bagian dari ekosistem Leuser, hamparan hutan hujan seluas 2,6 juta hektar yang menjadi tempat terakhir di planet ini di mana gajah, harimau, badak, dan orang utan Sumatera berkeliaran di satu tempat.

Konflik manusia dan satwa

Lebih dari 80.000 hektar hutan primer di Leuser telah ditebang antara tahun 2008 dan 2013 dan hingga sekarang mencapai 110.000 hektar – yang berarti hutan dengan keanekaragaman hayati tinggi seluas hampir dua kali negara Singapura hilang.

Akibatnya, habitat satwa liar yang berharga di Leuser menyempit, dan semakin banyak hewan yang tersesat ke lahan perkebunan atau tempat tinggal warga.

  Antisipasi Demonstrasi Mahasiswa, Polda Metro Jaya Lakukan Penutupan Hingga Pengalihan Arus

Terkadang, masyarakat setempat menemukan solusi inovatif sehingga mereka dapat hidup berdampingan dengan satwa liar.

Di Kabupaten Bener Meriah di Aceh yang berbatasan dengan kawasan ekosistem Leuser, kawanan gajah kerap menginjak-injak tanaman di ladang warga.

Namun penduduk setempat telah menemukan cara untuk menghentikannya: menanam serai wangi.

Gajah tidak makan serai wangi dan tanaman ini laku untuk diekspor. Serai wangi biasa diolah untuk pewangi dan obat-obatan.

Yusuf, seorang asisten mahout (pawang) yang bertugas menjauhkan gajah dari manusia – dan manusia dari gajah – menjelaskan bahwa penduduk setempat sangat peduli dengan gajah.

“Jangan gajah rusak tanaman, masyarakat pun harus hidup,” katanya.

Namun tak semua orang dapat menemukan solusi seperti ini.

Di Singkil, di selatan Bener Meriah, dimana sebagian besar lahan telah beralihfungsi menjadi perkebunan kelapa sawit, satu orang utan ditemukan terperangkap dalam sebuah rumpun kecil kelapa sawit di sebuah ladang warga.

Ladang itu dan yang lainnya telah membuat habitat orang utan terfragmentasi sehingga membatasi persediaan makanan orang utan.

Setelah aksi penyelamatan yang dramatis, orang utan berusia 15 tahun itu ditemukan terluka akibat tembakan senapan angin.

Krisna, seorang petugas penyelamat orangutan di OIC (Orangutan Information Centre), mengatakan bahwa orang utan berkeliaran di kebun petani dan merusak hasil panen mereka berupa pinang, kelapa dan kelapa sawit.

“Masyarakat merasa orang utan itu adalah sebuah masalah,” katanya.

Pemburuan dan pemeliharaan satwa liar

Terkadang bayi orang utan yang ditemukan di ladang warga menjadi sasaran pemburu karena dapat dijadikan hewan peliharaan.

Namun bayi orang utan pada akhirnya akan tumbuh dewasa dan bisa jadi menakutkan – kekuatan mereka akan menyamai enam manusia dewasa. Makanan mereka mencapai empat kilogram sayur dan buah setiap hari.

Pada titik ini menjadi terlalu berat untuk menjaga mereka dan banyak pemelihara yang akhirnya memutuskan untuk meninggalkan mereka.

Sri Lia adalah salah satu pemelihara yang memutuskan untuk melepaskan “anak angkatnya”. Sambil menahan isak tangisnya, dia menyerahkan Bom bom, peliharaannya selama tiga tahun ke OIC.

“Dia semakin besar jadi kita tak tahu kebutuhannya. Saya bilang ke suami laporkan saja,” kata Sri, yang memelihara bayi orang utan itu di dalam kandang hampir sepanjang waktu.

“Sangat kesal karena mereka (pemelihara) selalu beralasan cinta sama orang utan, sebenarnya apa yang kami lakukan adalah bentuk kecintaan kepada orang utan. Cinta tidak harus memiliki,” kata Krisna.

Memelihara orang utan atau satwa liar yang dilindungi melanggar hukum di Indonesia. Namun belum ada satu pun pemelihara yang telah diproses hukum.

“Dari pengalaman kami, setelah lebih dari lima tahun menangani kasus-kasus penyitaan orang utan, kebanyakan orang yang memelihara orang utan ini adalah orang yang berpendidikan tinggi, punya jabatan, aparat penegak hukum, oknum pegawai pemerintah,” ujar Panut Hadisiswoyo, Ketua OIC.

  Mahasiswa Demonstrasi Diancam Drop Out, Dahnil Simanjuntak : Ancaman Terhadap Konstitusi

Namun pemerintah menyangkal hal itu. “Saya belum menerima laporan tentang itu,” jawab Wiratno, Direktur Jenderal Konservasi dan Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sambil menambahkan “banyak sekali staf kita menangkap orang utan peliharaan. Dan itu kalau dititipkan di tempat rehabilitasi biayanya mahal.”

Deforestasi dan jalanan

Namun bukan pemerintah yang menyelamatkan atau merehabilitasi orangutan – meski ada BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam).

Badan amal konservasi seperti Sumatran Orangutan Conservation Programme (SOCP) di Sumatra Utara yang harus melakukannya dan menanggung biayanya.

Bom Bom adalah pasien terbaru mereka.

Ian Singleton, Direktur SOCP, mengatakan setiap tahun Indonesia kehilangan antara 100 dan 200 orang utan akibat konflik. “Jalanan adalah masalah utama,” katanya.

Bendungan Tampur dan kepunahan gajah

Salah satu contohnya adalah Desa Lesten di jantung Leuser. Desa ini begitu terpencil — berjarak 12 jam dengan mengendarai mobil dari Banda Aceh. Desa ini baru mendapatkan jalan beraspal tahun lalu.

Sepanjang perjalanan kami melewati desa ini, kami melihat banyak bidang hutan lebat yang ditebangi – pemandangan yang sangat pedih untuk disaksikan.

Sekarang setelah ke-75 warga desa itu mendapatkan jalanan beraspal, mereka harus memutuskan apakah mereka akan pindah dari desa mereka untuk membuka jalan bagi pembangunan sebuah pembangkit listrik tenaga air di sana.

Mereka dijanjikan kehidupan yang lebih baik oleh perusahaan yang akan membangun bendungan itu, PT Kamirzu.

PERIKLANAN

“Kami akan dibuatkan fasilitas seperti rumah tipe 45, kantor desa, masjid, TK, SD, SMP, SMA, juga puskesmas,” papar Saturudin, sekretaris desa itu.

Dia mengatakan jika perusahaan itu menepati janjinya, maka besar kemungkinan mereka akan setuju untuk pindah yang akan memberikan lampu hijau pagi pembangunan proyek itu.

Bendungan itu akan memutus jalur migrasi gajah Sumatra – satu-satunya spesies gajah di dunia yang terancam punah.

“Populasinya akan terpecah dan perlahan-lahan gajah Sumatra akan punah,” ungkap Farwiza Farhan dari Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA).

Menurut Ian Singleton, tak mungkin untuk menahan laju penurunan satwa liar di Leuser saat ini.

“Tujuannya adalah memperlambat sebisa mungkin, sehingga saat Indonesia lebih baik mengatur dan menjaga hutan yang tersisa, masih ada orang utan dan spesies lain yang tersisa.” (HMP)

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi di Skype(Membuka di jendela yang baru)
Tags: dosenHaz PohanHutan LeuserIbrahimMahasiswaProfesor Leuserspesies flora dan faunaTamatan SD
Bagikan11Tweet7
Sebelumnya

Bila Kucing Diangkat Menjadi Kepala Stasiun KA

Selanjutnya

Luar biasa, Indonesia itu kebal!

Berkaitan Posts

Spekulasi Para Pakar tentang Kepulangan HRS

Spekulasi Para Pakar tentang Kepulangan HRS

IMAM Besar dan Pimpinan Front Pembela Islam (FPI)  Habib Rizieq Shihab kerap menyita perhatian publik. Pernyataannya yang lugas dan tak...

Dosen Tolak Larangan Demo Kemendikbud

Dosen Tolak Larangan Demo Kemendikbud

Daily News|Jakarta –Para dosen yang tergabung dalam Aliansi Akademisi Menolak Omnibus Law mengecam surat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)...

Demonstran Besar Melanda Thailand

Demonstran Besar Melanda Thailand

Daily News|Jakarta –Pemerintah Thailand tak khawatir ihwal seruan terbaru dari para mahasiswa yang akan menggelar protes besar lagi pada Rabu...

Mahasiswa Bantah Tudingan Demo Tunggangan Elite

Mahasiswa Bantah Tudingan Demo Tunggangan Elite

Daily News|Jakarta –Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) membantah tudingan pemerintah bahwa unjuk rasa tolak Omninus Law Cipta Kerja...

Pakar: Pakta Integritas Jangan Kekang Mahasiswa

Pakar: Pakta Integritas Jangan Kekang Mahasiswa

Daily News|Jakarta – Syarief Oebaidillah | MENCUATNYA polemik serta pro- kontra di masyarakat tentang Pakta Integritas (PI) di Universitas Indonesia...

Mahasiswa Penentang Deklarasi KAMI Dibayar Rp100 Ribu

Mahasiswa Penentang Deklarasi KAMI Dibayar Rp100 Ribu

Daily News|Jakarta – Salah satu mahasiswa peserta aksi menolak deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Bandung Jawa Barat ditangkap....

Selanjutnya
Luar biasa, Indonesia itu kebal!

Luar biasa, Indonesia itu kebal!

Kenapa Anies Dibully?

Kenapa Anies Dibully?

Usul Pansus Tak Ditanggapi, Demokrat dan PKS Berang

Usul Pansus Tak Ditanggapi, Demokrat dan PKS Berang

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Time limit exceeded. Please complete the captcha once again.

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Daily News Indonesia

Copyright ©2019 Daily News Indonesia

NAVIGASI

  • Tentang DNI
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
  • Periklanan
  • Indeks
  • Kontak DNI

IKUTI KAMI

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Home
  • News
  • Tech
  • Kolom
  • Wisata
  • Convergence
    • DN-TV
    • DN-RADIO
    • DN-PAPER
    • DN-MEDSOS
    • DN-EO

Copyright ©2019 Daily News Indonesia

Silakan Login

Lupa Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In