Daily News|Jakarta – Dalam paparan mengenai kebijakan luar negerinya, Capres Joe Biden dengan jelas memaparkan kebijakan maupun strategi yang ditempunya jika terpilih.
Artikel itu diturunkan oleh Redaksi DNI dalam artikel “Joe Biden Memulihkan Kepemimpinan Global AS”
[https://www.dailynewsindonesia.com/kolom/haz-pohan/joe-biden-memulihkan-kepemimpinan-global-as]
Biden ingin kembali mendukung PBB dan multilateralisme dengan pengutamaan diplomasi sebagai langkah prioritas daripada pendekatan militer. Biden juga ingin merangkul Kembali sekutu dan teman-temannya yang kecewa ditinggal oleh Presiden Trump yang mengutamakan pendekatan unilateralisme dengan menonjolkan kepentingan Amerika Serikat.
Ditambah dengan pengalaman 30 tahun menangani isu-isu global ketika Biden memimpin Hubungan Luar Negeri Senat dan 8 tahun menjadi wakil presiden, maka jelas Joe Biden bukan anak kemarin dalam soal-soal global politik dan isu-isu internasional.
Namun, pengamat hubungan internasional Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah berpendapat lain.
Dia menilai keliru, bahwa Indonesia dan sejumlah negara di Asia berharap Donald Trump memenangkan Pemilu Amerika Serikat. Sebab, kata Teuku, kepemimpinan Donald Trump menjadikan Amerika Serikat ikut memonitor kawasan Asia-Pasifik.
“Kalau kita berpikiran strategis, Indonesia ini sebenarnya kita mengharapkan Trump yang naik, karena dengan Trump yang naik (jadi presiden) itu karena Asia Pasifik akan dipelototi 24 jam, jadi kan ada nilai tambah bagi kita, jadi kita bisa konsentrasi dalam negeri,” kata Teuku dalam diskusi secara virtual bertajuk ‘For Biden, For Trump’, Sabtu (7/11/2020).
Sementara itu, menurut Teuku, jika Joe Biden yang memenangkan Pemilu Amerika, maka membutuhkan waktu cukup lama untuk membenahi pemerintahan dalam negeri.
“Jadi saya pikir Biden 1-2 bulan ini (jika terpilih jadi presiden) akan tersita waktunya buat pembenahan di dalam negeri, terutama sekali mencari elite-elite yang pas,” ujarnya.
Teuku lupa, ada wakil presiden Senator Kamala Harris yang sangat memahami urusan dalam negeri Amerika. Pengalaman Biden selama 8 tahun menjadi wapres menjamin penguasaannya dalam isu-isu dalam negeri Amerika dan berbagai pemikir di Partai Demokrat memiliki think tank dan strategi untuk menangani isu kembar: persoalan Kesehatan berkaitan dengan Covid-19, dan bagaimana membangkitkan Kembali ekonomi Amerika yang porak-poranda dihantam Covid-19.
Latar belakang Biden dan dukungan partainya akan mempermudah tugas-tugas internal Wapres Kamala Harris.
Dukungan Biden terhadap PBB dan pendekatan kebersamaan dengan sekutu dan teman-temannya, serta platform Partai Demokrat yang mendukung demokrasi, HAM dan lingkungan hidup jelas akan mempersulit posisi China. Namun, pengutamaan pendekatan diplomasi akan mempermudah Biden berdialog dengan China, Rusia atau bahkan Iran dan mencari ke luar dari masalah dan kemelut yang dihadapi bersama. Posisi bisa berbeda antara China dan Amerika, tetapi diplomasi akan membantu menciptakan iklim dialogis.
Menurut pengamat lain, kebijakan AS tentang China, baik di masa Trump maupun nanti di bawah Biden berangkat dengan platform kebijakan yang sama. Yang membedakan mungkin adalah taktik dan strategi yang diprioritas Biden.
Terpilihnya Joe Biden dengan pengutamaan platform dialogis demokrasi, hak asasi manusia dan lingkungan hidup serta masalah-masalah di Laut China Selatan akan menempatkan Indonesia ke dalam jangkar penting kebijakan AS di Pasifik.
“Penekanan terhadap demokrasi akan membuat Indonesia mengaktifkan Kembali “Bali Democracy Forum”, serta Lokakarya Laut China Selatan dengan institusional dan mekanisme yang sudah berjalan. Tinggal mengaktifkan Kembali,” menurut pengamat politik internasional Haz Pohan.
Bagaimana Indonesia menyambut era Amerika Serikat di bawah Joe Biden-Kamala Harris?
“Jelas, ada kesiapan Indonesia yang dipersyaratkan, dan salah satunya adalah mengefektifkan kepemimpinan Indonesia di ASEAN dan di berbagai arsitektur dialogis dan Kerjasama yang sudah ada di Asia Pasifik dengan sentralitas ASEAN,” jelas Haz Pohan, manta Dubes RI untuk Polandia dan kini menjadi Pemred media online ini, DailyNews Indonesia. (EJP)
Discussion about this post