DIPLOMAT itu bukan orang kaya. Meskipun mereka sering melakukan perjalanan internasional untuk perundingan, tinggal bersama keluarga di luar negeri, berbaju jaz mentereng, naik mobil Mercy, namun mereka lebih miskin dibandingkan dengan orang Gypsy, begitu kami para diplomat suka bercanda.
Gypsy juga dikenal dengan nama ‘Romani’, atau ‘Roma’, kelompok etnis Indo-Arya, bangsa nomaden sebagian besar tinggal di Eropa dan Amerika dan berasal dari anak benua India utara, dari daerah Rajasthan, Haryana, dan Punjab di India modern.
Mereka meninggalkan India barat laut sekitar 1.500 tahun yang lalu”. Lebih dari 70% pria adalah keturunan tunggal tetapi berpencar, terebanyak berada di Eropa, terutama Eropa Tengah, Timur dan Selatan, termasuk Turki, Spanyol, dan Perancis Selatan.
Bangsa Roma juga berasal di India utara dan tiba di Asia Barat Tengah dan Eropa sekitar 1.000 tahun yang lalu. Sub etnis Indo-Arya yang masih satu silsilah disebut ‘Dom’ yang meninggalkan India Utara sekitar abad ke 6 dan 11.
Orang-orang Romani dikenal luas di Eropa sebagai Gypsy. Namun, kata ini berkonotasi merendahkan. Karena itu, pada tahun 1888, Gypsy Lore Society menerbitkan jurnal mereka untuk menghilangkan rumor tentang gaya hidup ‘nyeleneh’ itu.
Sejak abad ke-19, beberapa orang Romani juga bermigrasi ke Amerika. Diperkirakan ada satu juta Roma di Amerika Serikat, 800.000 di Brasil, yang sebagian besar leluhurnya beremigrasi pada abad ke-19 dari Eropa Timur. Brasil juga termasuk komunitas Romani terkenal yang diturunkan dari orang-orang yang dideportasi oleh Kekaisaran Portugis selama Inkuisisi Portugis. Dalam migrasi sejak akhir abad ke-19, Romani juga pindah ke negara lain di Amerika Selatan dan Kanada.
Gypsy telah menyebar ke seluruh penjuru dunia, atas biaya dan kemauan sendiri. Tanpa dibiayai negara. Hebat khan!
“Diplomat hanya melakukan perjalanan, bergaya mentereng, tinggal di hotel berbintang bersama keluarga atas biaya negara. Mereka tak bisa melakukan itu tanpa dukungan bujet negara. Berbeda halnya dengan orang-orang Gypsy. Kemanapun mereka berkaravan, dari satu negara ke negara lain, mereka membiayai dirinya sendiri.”
Jika diplomat memerlukan instruksi dari pimpinannya untuk melakukan perjalanan negosiasi, kaum Gypsy tak memerlukan itu. Mereka bergerak ke mana mereka inginkan. Tak ada yang menginstruksikan.
Ya. Inilah joke-joke para diplomat. Merendahkan diri sendiri? Justru mereka sedang pamer kehebatan. Hebat karena dibiayai negara? Ya kalau tidak hebat tentu tidak direkrut menjadi diplomat. Kalau tidak mampu berbahasa internasional karir tak bakalan moncer. Kalau tidak pintar bernegosiasi takkan diberi kepercayaan. Negosiasi adalah tempur bagi diplomat. Kematangan dan profesionalisme diplomat diukur dari kemampuannya bernegosiasi dan berhasil mengamankan kepentingan nasionalnya.
Jakarta, 8 September 2019
Discussion about this post