Daily News|Jakarta – Setelah enam pasien menjadi suspect pengidap virus corona baru alias Covid-19, pemerintah memutuskan tidak lagi menunggu status seseorang menjadi suspect untuk melakukan pemeriksaan spesimen.
Achmad Yurianto selaku Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan yang menjadi juru bicara pemerintah terkait penanganan Covid-19 mengatakan langkah itu ditempuh demi meningkatkan kewaspadaan.
Sejatinya, menurut Achmad Yurianto, terdapat urutan untuk menentukan status seseorang, yakni pemantauan, pengawasan, suspect, hingga pemeriksaan positif atau tidak mengidap Covid-19.
Seseorang masuk kategori pemantauan apabila dia masuk wilayah Indonesia dari negara yang terkonfirmasi penularan virus corona dari manusia ke manusia.
Status orang itu bisa naik menjadi kategori pengawasan jika dia sakit.
Orang tersebut menjadi suspect jika memiliki riwayat kontak dengan pasien positif virus corona. Pasien yang suspect kemudian diperiksa spesimennya menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR).
“Di dalam rangka meningkatkan kewaspadaan kita, maka standar ini kita turunkan. Sehingga kita tidak menunggu menjadi suspect. Semua pasien dalam pengawasan langsung kita periksa. Jadi kita majukan dalam rangka untuk menemukan secara cepat,” papar Achmad Yurianto sebagaimana dilaporkan wartawan BBC News Indonesia, Liza Yosephine, Selasa (02/03).
Demi kecepatan pula, tambah Achmad Yurianto, pemeriksaan spesimen tidak lagi hanya terpusat di Jakarta.
Menurutnya, pemeriksaan spesimen dengan PCR yang siap dalam 24 jam akan disebarkan ke Balai Besar Teknologi Kesehatan Lingkungan (BBTKL) dan Balai Teknologi Kesehatan Lingkungan (BTKL).
BBTKL ada di Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Banjarmasin. Adapun BTKL ada di Batam, Medan, Palembang, Makassar, Manado, dan Ambon.
Pemerintah, kata Achmad, per Senin (02/03) pukul 18.00 WIB telah menerima 155 spesimen dari 155 orang.
Dari data tersebut, dua orang terkonfirmasi virus corona yakni ibu (64) dan anak (31) yang tengah dirawat di RSPI Sulianti Saroso. Namun, masih ada beberapa spesimen yang masih didalami pemerintah.
Hak atas foto EPA Image caption Penyemprotan di kediaman rumah orang yang terkena virus corona di Depok.
Sebanyak enam suspect pengidap virus corona alias Covid-19 diisolasi di Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta. Mereka datang setelah Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa terdapat dua WNI di Indonesia yang positif terjangkit virus corona.
Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, Mohammad Syahril, mengatakan keenam orang tersebut diisolasi dengan keluhan demam, batuk, dan sakit tenggorokan. Tiga di antara mereka berkaitan dengan dua warga Depok yang sebelumnya dinyatakan positif terjangkit virus corona alias Covid-19.
“Tiga orang itu ada kontak dengan pasien sebelumnya,” kata Syahril kepada wartawan, pada Selasa (03/02).
Menurut Syahril, satu orang lainnya diisolasi sejak Senin (02/03) malam setelah mengunjungi negara terjangkit virus corona. Syahril tak menyebut negara mana yang dikunjungi pasien tersebut.
Dua suspect virus corona yang lain baru diisolasi pada Selasa (03/03). Syahril menyebut keduanya merupakan rujukan dari rumah sakit lain. “Dari salah satu rumah sakit di Jakarta. Saya nggak bisa sebut asalnya,” tutur dia.
Syahril mengatakan kepastian para pasien positif terjangkit Covid-19 atau tidak, akan dilihat dari hasil pemeriksaan yang keluar pada Rabu (04/03) pagi. (DJP)
Discussion about this post