Daily News|Jakarta – Sangat menarik bila ada kesempatan untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang harus melewati tahap hemisferektomi, yaitu pembedahan pengangkatan sebagian otak, terutama yang melakukannya pada masa kanak-kanak. Biasanya orang-orang ini tidak terlihat kehilangan sebagian otaknya.
Otak memang masih menjadi misteri hingga sekarang. Terlihat jelas organ ini memiliki sisi kanan dan kiri serta banyak area berbeda yang mengatur aspek-aspek fisik dan kognitif. Semuanya tidak bergerak sendiri namun saling berkomunikasi sehingga sistem saraf ini sangat kompleks dalam mengatur seluruh tubuh namun tetap sinkron dan bekerja dalam harmoni.
Pembedahan hemisferektomi pada masa kanak-kanak biasanya untuk menghilangkan kejang-kejang akut yang bisa membahayakan nyawa. Selain itu, pembedahan yang dilakukan adalah mengangkat setengah otak. Mudah untuk mengasumsikan bahwa kemampuan otaknya tinggal setengah namun ternyata tidak ada perbedaan sama sekali dari segi fungsi. Bahkan, otak beradaptasi untuk menyeimbangkan kembali kehilangan ini.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Cell Reports mencoba melihat perbedaan dari sejumlah partisipan yang pernah menjalani prosedur pengangkatan sebagian otak ini dari usia 3 bulan hingga 11 tahun. Semuanya berada pada usia 20 hingga 30 awal pada saat penelitian ini dilakukan.
“Hal ini akan membantu kami memeriksa bagaimana pengorganisasian otak dimungkinkan pada kasus-kasus pasien hemisferektomi yang sangat berbeda,” jelas penulis penelitian bernama Dorit Kliemann, Ph.D. dari California Institute of Technology.
Semua pasien tadi, bersama enam partisipan normal sebagai grup control, melakukan pemindaian MRI untuk melihat aktivitas otak. Para peneliti focus pada area yang mengatur penglihatan, pergerakan, emosi, dan kognisi. Grup yang melakukan pembedahan hemisferektomi memiliki sinyal otak yang lebih kuat dibanding grup control. Tampaknya hal ini dilakukan untuk menyeimbangkan kurangnya sumber daya otak.
Hasilnya juga dibandingkan dengan data pemindaian yang sebelumnya dikumpulkan pada Brain Genomics Superstruct Project. Data yang dikumpulkan melebihi 1.500 partisipan.
Para peneliti tetap menemukan konsistensi yang sama yaitu partisipan hemisferektomi tetap memiliki yang sangat fungsional dan bahkan tidak terlihat sama sekali bila sedang berbicara dengan mereka. Bahkan sebagian dari mereka juga berkontribusi dalam penelitian lain.
Para peneliti berencana untuk terus mendalami dan mereplikasi penemuan yang sama ini. Lebih jauh lagi, mereka ingin memetakan bagaimana cara otak mengorganisasi dan mengorganisasi ulang fungsinya ketika hilang sebagiannya. Di satu sisi, grup hemisferektomi tadi bisa hidup dengan normal namun di sisi lain banyak yang justru tidak bisa kembali normal akibat kecelakaan atau penyakit seperti tumor. (EJP)
Sumber: Medical News Today
Discussion about this post