Daily News|Jakarta –Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) Airlangga Hartarto menyatakan Indonesia belum ada rencana menjalin kerja sama dengan Rusia terkait pengadaan vaksin corona atau covid-19.
“Terkait vaksin Rusia, selama ini belum ada perencanaan,” ujar Airlangga di forum dialog virtual yang diselenggarakan oleh BNPB Indonesia, Senin (12/10).
Airlangga memberi sinyal pemerintah tak tertarik dengan vaksin dari negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin. Sebab, pembicaraan pengadaan vaksin corona dengan lembaga dan negara luar sejatinya sudah dilakukan dengan beberapa pihak.
Salah satunya dan yang teranyar dilakukan Indonesia adalah dengan produsen vaksin corona dari Inggris AstraZeneca. Bahkan, pembayaran uang muka sebesar Rp36,7 triliun dijadwalkan akhir bulan ini.
Sebelumnya, pemerintah sudah berulang kali mengumumkan ke publik akan membeli vaksin corona Sinovac dari China. Bahkan, Indonesia juga memesan vaksin corona Sinopharm dan CanSino Biologics yang juga berasal dari Negeri Tirai Bambu.
Total pengadaan vaksinnya pun tak tanggung-tanggung mencapai 260 juta vaksin dengan kebutuhan anggaran mencapai Rp45,5 triliun. Rencananya, vaksin akan mendarat dan didistribusikan mulai bulan depan.
“Kami sudah berbicara dengan beberapa, AstraZeneca, Sinovac, Sinopharm, Johnson & Johnson, tentu ini nanti kami membahas dan garap yang kami garap sampai saat ini dan yang insyaallah sudah dipastikan,” tuturnya.
Sebelumnya, Rusia menjadi negara pertama yang mengumumkan soal pembuatan vaksin corona. Vaksin Sputnik V itu rencananya akan hadir di pasar mulai akhir Oktober atau awal November 2020.
Vaksin corona Sputnik V dikembangkan oleh Pusat Penelitian Nasional untuk Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya. Rusia mengklaim sudah mengantongi pesanan vaksin mencapai 1 miliar dosis dari 20 negara. (DJP)
Discussion about this post