Daily News|Jakarta – Penambahan sukrosa atau gula tambahan pada umumnya memang telah lama diketahui akan menambah berat badan, yang biasanya dianggap tidak sehat. Namun tampaknya hal ini tidak sepenuhnya benar.
Tim peneliti dari Cina dan Inggris melakukan sebuah eksperimen pada tikus dengan membagikannya dalam beberapa grup. Sebagian tikus diberi makanan dengan gula tambahan atau minuman dengan gula tambahan. Selain mencatat berat badan, kendungan lemak dalam tubuh, pemasukan kalori, dan pembakaran energi, tikus-tikus ini juga dipantau tingkat glukosa dan respon insulin untuk melihat apakah akan mengidap diabetes.
Menariknya, grup tikus yang diberi minuman dengan tambahan gula memiliki berat badan, mengonsumsi kalori lebih banyak, serta memiliki kadar lemak dalam tubuh yang lebih banyak dibanding grup tikus yang diberi makanan dengan tambahan gula. Hal ini terjadi walaupun kadar gula yang ditambahkan sama. Bahkan grup pertama ini juga memiliki toleransi glukosa serta sensitivitas insulin yang rendah juga, menjadi pertanda meningkatnya risiko terkena diabetes.
Para peneliti memiliki kesimpulan sementara bahwa sukrosa yang dikonsumsi dalam bentuk cair yang memiliki kontribusi lebih besar terjadinya perubahan ini. Tentunya masih perlu diuji pada manusia namun pada pengujian tikus terlihat cukup konsisten.
Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Molecular Metabolism. (EJP)
Sumber: Medical News Today
Discussion about this post