Daily News|Jakarta – Partai berkuasa di India, Partai Bharatiya Janata(BJP), yang menaungi Perdana Menteri (PM) Narendra Modi, mengaku bertanggung jawab atas lonjakan ganas kasus virus Corona (COVID-19) dalam beberapa waktu terakhir.
Seperti dilansir CNN, Jumat (30/4/2021), hal tersebut disampaikan juru bicara BJP, Narendra Taneja, dalam wawancara dengan wartawan senior CNN, Christiane Amanpour, pada Kamis (29/4) waktu setempat.
“Kami berkuasa, kami merupakan pemerintah di India jadi tentu saja tanggung jawab yang pertama dan terutama menjadi milik kami, baik atau buruk, apapun itu. Ini menjadi tanggung jawab kami dan kami berusaha sebaik mungkin,” tegas Taneja dalam wawancara tersebut.
Namun Taneja juga berargumen bahwa krisis yang kini terjadi tidak bisa diperkirakan. “Banyak orang mengatakan bahwa … kami mengetahuinya pada Februari. Pada saat itu, para ilmuwan dan dokter kurang lebih memiliki pandangan yang sama,” sebutnya.
“Ternyata ada sesuatu yang salah, ternyata kami dilanda sebuah tsunami, dan seperti yang Anda ketahui, Anda seringkali tidak menyadari. Dalam kebanyakan kasus, 80-90 persen alasannya bisa jadi eksternal. Kami tidak tahu. Kami tidak ingin menyalahkan siapapun. Kami tahu kami berkuasa, kami bertanggung jawab.. fokus kami sekarang adalah bagaimana kami bisa menyelamatkan nyawa,” jelas Taneja kepada Amanpour.
India kini tengah mengalami salah satu wabah Corona terburuk di dunia, dengan pada Kamis (29/4) waktu setempat, negara itu kembali mencetak rekor tertinggi dengan melaporkan 379.257 kasus Corona dan 3.645 kematian dalam 24 jam terakhir.
Total kasus Corona di India sejauh ini mencapai 18,38 juta kasus — tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS) dengan 32,3 juta kasus. Sedangkan total kematian akibat Corona di India mencapai 204.832 kematian. Para pakar mencurigai jumlah kasus dan kematian yang sebenarnya jauh lebih tinggi.
Menurut model prediksi Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan pada Universitas Washington, jumlah kematian Corona di India diproyeksikan akan terus naik hingga pertengahan Mei mendatang. Prediksi menyebut jumlah korban tewas bisa melebihi 13 ribu orang dalam sehari — empat kali lipat dari tambahan kematian harian saat ini.
Diketahui bahwa PM Modi dan BJP dihujani kritikan karena tetap menggelar kampanye politik massal di Benggala Barat menjelang pemilu daerah. Pemungutan suara telah selesai digelar pada Kamis (29/4) waktu setempat, usai dilaksanakan secara maraton selama beberapa hari.
Saat ditanya oleh Amanpour soal kenapa BJP tetap menggelar kampanye meski kasus Corona melonjak, Taneja berdalih bahwa Komisi Pemilu India yang memiliki wewenang ‘otonom’ yang bertanggung jawab karena mengizinkan pemilu digelar dalam waktu 1,5 bulan. Menurut Taneja, pemerintah tidak bisa memberi arahan kepada Komisi Pemilu India.
Taneja menyatakan BJP ‘tidak punya opsi’ lain selain mematuhi keputusan Komisi Pemilu yang menetapkan tanggal digelarnya pemilu daerah. “Kami sebagai partai politik — dalam hal ini, semua partai politik di India — tidak memiliki opsi selain mengikutinya,” sebutnya.
Namun demikian, Taneja mengakui bahwa kampanye yang digelar dengan dihadiri ribuan orang telah memberikan masyarakat ‘semacam pesan bahwa COVID telah berakhir, ancaman COVID telah usai, itu sedikit disayangkan, tapi seperti saya katakan, itu bukan berada di tangan pemerintah’.
Lebih lanjut, meski situasinya mengkhawatirkan, Taneja meyakini India akan bisa mengatasi krisis pandemi Corona segera. “Fokus kami adalah bagaimana kami pada dasarnya sekarang bisa mengalahkan COVID dan mengatasi ini. Saya bisa menyatakan kepada Anda bahwa kami akan mengatasinya dan akan segera mengatasinya,” tandasnya. (HMP)
Discussion about this post