Gibran Rakabuming, demikian nama anak muda ini. Ia bukan anak muda biasa. Gibran tidak lain adalah putra sulung Joko Widodo (Jokowi), Presiden RI saat ini. Sang ayah, akan jadi orang nomor satu RI untuk kedua kali, setelah menang dalam pemilihan presiden (Pilpres) tahun 2019.
Gibran, anak muda kelahiran Surakarta, 1 Oktober 1987 selama ini lebih dikenal sebagai pengusaha kuliner. Salah satu unit usahanya yang paling tenar adalah martabak Markobar. Gibran juga pemilik usaha Chili Pali Catering yang juga cukup tenar di Surakarta. Gibran sendiri sebelumnya sempat menyatakan tak punya minat terjun ke dunia politik mengikuti jejak ayahnya. Tapi kemudian, Gibran meralatnya. Kini, ia bersemangat untuk ikut jejak sang ayah, masuk gelanggang politik.
Pada hari Rabu (25/9) dan Kamis (26/9), Daily News sempat datang ke Kota Surakarta, kota kelahiran Presiden Jokowi dan Gibran Rakabuming tentunya. Daily News datang ke Surakarta untuk meliput acara Rapat Koordinasi Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah secara Nasional (Rakorwasdanas) yang digelar di kota itu. Di sela liputan, Daily News sempat ingin mampir ke gerai martabak Markobar. Tapi, niat itu tak kesampaian, karena beberapa wartawan lainnya yang ikut meliput lebih memilih Surabi Notosuman, kue tradisional khas Surakarta.
Dari supir mobil yang mengantar jemput Daily News selama di Surakarta, didapat cerita, bahwa memang tengah ramai dibicarakan niat Gibran untuk maju dalam pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surakarta pada tahun 2020. Dan, sepertinya Gibran serius. Ia tak main-main ingin terjun ke dunia politik. Seperti diketahui pada hari Senin (23/9), Gibran resmi mendaftar jadi kader PDIP, partai yang juga jadi tempat sang ayah merintis karir politiknya. Hari itu juga, Gibran resmi mengantongi Kartu Tanda Anggota (KTA) PDIP. Tapi, bukan berarti langkah Gibran untuk maju sebagai calon Wali Kota akan mulus-mulus saja. Karena seperti diungkapkan Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo yang juga tokoh penting PDIP di Surakarta, banteng moncong putih di kota itu telah mengirimkan pasangan calon lain ke DPP PDIP. Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surakarta yang disorong adalah Achmad Purnomo dan Teguh Prakosa. Bukan Gibran yang diajukan.
“Dalam penjaringan tertutup yang kita lakukan, muncul nama Pak Pur dan Pak Teguh. Pak Pur dan Pak Teguh ditugaskan oleh pengurus anak ranting, ranting dan PAC. Semua berkas saya kirimkan ke DPP Partai,” kata FX Hadi Rudyatmo.
Achmad Purnomo tak lain adalah Wakil Wali Kota Surakarta, sekaligus politisi senior PDIP di kota itu. Sementara Teguh Prakosa adalah mantan Ketua DPRD Surakarta periode 2014-2019. Kota Surakarta sendiri adalah kota paling bersejarah bagi Jokowi. Kota ini, tak hanya sebagai kota kelahiran sang presiden. Tapi di kota ini pula, Jokowi mulai menapaki karir politiknya, dari pengusaha mebel lalu jadi wali kota. Selanjutnya, sejarah mencatat, dari Surakarta, karir Jokowi meroket. Menang di Pilkada Jakarta, kemudian maju ke gelanggang Pilpres pada tahun 2014. Dan, dewi fortuna politik berpihak pada sarjana kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini. Di Pilpres, Jokowi yang berduet dengan Jusuf Kalla sukses mengalahkan Prabowo Subianto yang kala itu menggandeng Hatta Rajasa.
Kemenangan Jokowi kembali terulang di Pilpres 2019. Jokowi kali ini berpasangan dengan Ma’ruf Amin, seorang kyai senior di Nahdlatul Ulama. Lawan yang dihadapi masih sama, yakni Prabowo Subianto, calon presiden yang dikalahkannya pada Pilpres 2014. Dalam Pilpres 2019, Prabowo tak lagi berduet dengan Hatta Rajasa, tapi menggandeng Sandiaga Uno, pengusaha muda yang juga Wakil Gubernur DKI Jakarta. Lagi-lagi dewi fortuna politik berpihak pada Jokowi. Jokowi kembali menang. Pada 20 Oktober 2019, jika tak ada aral melintang, Jokowi bakal dilantik jadi Presiden RI untuk kedua kalinya.
Lalu bagaimana dengan kans Gibran, putra sulungnya? Akankah karir Gibran di panggung politik bakal sekinclong dan sesukses Jokowi, ayahnya? Daily News sempat menanyakan itu pada beberapa pengamat politik. Salah satu yang ditanya adalah Ujang Komarudin, Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar, Jakarta. Menurut Ujang, kans Gibran di dunia politik cukup punya prospek. Misalnya, jika memang Gibran bisa maju dalam ajang pemilihan di Surakarta, kansnya untuk menang terbuka lebar. Nama besar sang ayah, akan punya pengaruh besar.
” Jika ukurannya hanya maju di Pilwakot Surakarta, maka Gibran akan mudah terpilih atau menang. Karena ayahnya masih jadi presiden. Akan banyak orang yang bantu, jika Gibran jadi maju Cawalkot Surakarta,” kata Ujang pada Daily News di Jakarta, Minggu (29/9).
Presiden Jokowi lanjut Ujang punya segalanya untuk memenangkan sang putra. Namun Ujang memberi catatan. Katanya, untuk naik ke level politik yang lebih tinggi lagi, misalnya seperti ingin jadi Gubernur atau Presiden. Gibran akan kesulitan. Karena bagaimana pun saat ini banyak yang kecewa terhadap Jokowi. Terlebih-lebih setelah Jokowi dan DPR memaksakan mengesahkan UU KPK. ” Lalu disambut mahasiswa dengan demonstrasi besar-besaran,” katanya.
Jadi jika hanya levelnya untuk menjadi Wali Kota Surakarta, Ujang memprediksi tidak terlalu sulit bagi Gibran. Tapi untuk jabatan lebih tinggi lagi seperti ingin Gubernur atau Presiden seperti ayahnya akan sulit. ” Masyarakat sudah cerdas,” ujar Ujang yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Review itu.
Menarik untuk ditunggu memang, kiprah Gibran di panggung politik. Apakah Gibran, si tukang martabak ini akan sesukses ayahnya? Waktu yang akan menjawabnya.
Discussion about this post