Gelombang demonstrasi terjadi dalam beberapa hari ini di beberapa kota besar di Indonesia. Di Jakarta, dari hari Selasa (23/9) sampai hari Kamis (26/9), terjadi gelombang demonstrasi yang dikuti ribuan orang. Di Yogyakarta juga begitu. Aksi Gejayan Memanggil telah berhasil membuat ribuan mahasiswa turun ke jalan.
Di Bandung, di Surabaya, di Makassar, di Medan, bahkan di kota-kota kecil, gelombang demonstrasi yang dimotori para mahasiswa tak terbendung. Mereka satu suara menentang sejumlah RUU yang dianggap akan memberangus demokrasi dan juga mengamputasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). RUU yang ditentang antara lain RUU KUHP, RUU Pertahanan, RUU Pemasyarakatan, RUU Minerba dan RUU KPK yang kadung telah disahkan.
Parlemen pun setelah dikepung demonstran dalam tiga hari terakhir, memutuskan untuk menunda pengesahan RUU KUHP, RUU Pertanahan dan RUU Pemasyarakatan. Sementara untuk UU KPK yang telah disahkan, para mahasiwa menuntut Presiden agar mengeluarkan Perppu, membatalkan pasal-pasal yang dinilai akan melemahkan komisi antirasuah.
Demonstrasi yang terjadi tak adem ayem saja. Di Jakarta, demontrasi berujung bentrok. Sejumlah demonstran luka-luka. Pun, beberapa aparat kepolisian yang mengamankan demonstrasi ikut jadi korban. Sampai sejauh Ini, korban akibat bentrok dalam demonstrasi masih sebatas korban luka. Korban paling parah adalah satu mahasiswa Al Azhar mengalami pendarahan otak.
Tidak hanya bentrok, demonstrasi di ibu kota juga diwarnai aksi intimidasi dan kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian terhadap jurnalis yang sedang tugas meliput. Aksi polisi ini dikecam banyak pihak. Menyikapi ini, Presiden Jokowi di Istana Negara mengatakan, dirinya telah memerintah Kapolri agar tak represif dalam menangani demonstrasi.
Sampai kemudian kabar mengejutkan datang dari Kendari. Di ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara juga terjadi demonstrasi pada hari Kamis (26/9). Motornya adalah para mahasiswa Universitas Halu Oleo. Mereka tak mau kalah dengan saudaranya di kota besar lainnya, ikut turun ke jalan menentang sejumlah RUU yang kontoversial.
Dalam demonstrasi di Kendari, bentrok juga tak terhindarkan. Sejumlah peserta unjuk rasa mengalami luka. Beberapa media online mengabarkan, tak hanya korban luka. Seorang mahasiswa tewas. Diduga kena tembakan. Mahasiswa yang dikabarkan tewas itu bernama Randi (21). Ia mahasiswa Fakultas Perikanan Universitas Halu Oleo. Randi tewas dengan luka tembak di bagian dada kanannya. Begitu beberapa media online mengabarkan.
Daily News coba mengkonfirmasi itu ke seorang teman, Yogi. Ia tinggal di Kendari. Seorang wartawan media online di sana. Daily News menanyakan, apakah berita tewasnya seorang mahasiswa itu benar adanya. Yogi membenarkan kabar duka itu.
” Ya benar. Ada satu mahasiswa yang meninggal. Kena tembak,” katanya.
Daily News juga menanyakan, bagaimana situasi di Kendari sekarang, apakah masih rusuh atau tidak. Ia menjawab, saat ini sudah agak adem ayem. Para mahasiswa sedang berkabung. ” Sementara teredam karena berkabung,” katanya.
Yogi juga bercerita, sejumlah pos polisi di rusak. Bahkan ada yang dibakar. Demonstrasi memang berujung bentrok. Mahasiswa melawan ketika aparat coba memecah massa. Semprotan water canon dibalas lemparan batu. Sampai kemudian situasi makin kacau. Terdengar bunyi tembakan. Lalu, kabar mahasiwa meninggal pun datang, sore hari.
Yogi juga mengirimkan beberapa rekaman video yang merekam aksi mahasiswa melempari aparat. Juga video salah satu pos polisi yang dibakar. Bahkan ada satu video yang disebut Yogi adalah saat detik-detik mahasiswa Fakultas Perikanan Universitas Halu Oleo itu tersungkur kena peluru.
Dalam video yang dikirimkan Yogi, nampak ratusan orang sepertinya peserta unjuk rasa melempari sebuah gedung dari jalan. Dalam video itu juga ada orang yang berteriak, ” Ayo maju.”
Sampai kemudian, massa berlarian ketika dari arah gedung yang dilempari terdengar serentetan bunyi tembakan. Dalam rekaman video terlihat setelah bunyi tembakan yang terdengar beruntun, massa kocar kacir menyelamatkan diri. ”
” Itu detik-detik mahasiswa Sultra tersungkur terkena tembakan,” kata Yogi via aplikasi kirim pesan WhatsApp.
Discussion about this post