Daily News|Jakarta – Sikap pemerintah Jepang nampak mulai melunak setelah hasil jajak pendapat memperlihatkan hampir 60 persen penduduk setempat menginginkan pelaksanaan Olimpiade Tokyo yang direncanakan digelar tahun ini dibatalkan.
“Saya tidak pernah mengutamakan Olimpiade. Prioritas saya saat ini adalah untuk melindungi nyawa dan keselamatan penduduk Jepang. Yang utama adalah mencegah penyebaran virus,” kata Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, dalam jumpa pers di Tokyo, seperti dilansir Reuters.
Hasil jajak pendapat pertama digelar oleh surat kabar Yomiuri Shimbun dan dipaparkan pada Senin (10/5) kemarin. Dari hasil survei yang digelar pada 7 sampai 9 Mei memperlihatkan 59 persen responden Jepang memilih pelaksanaan Olimpiade dibatalkan, sementara yang mendukung sebanyak 39 persen responden menyatakan mendukung Olimpiade digelar tahun ini.
Sementara itu, hasil survei terpisah yang digelar oleh TBS News memperlihatkan hasil 65 persen responden berharap Olimpiade dibatalkan atau ditunda lagi. Rinciannya 37 persen responden meminta Olimpiade dibatalkan sama sekali, sedangkan yang mengusulkan kegiatan itu ditunda sebanyak 28 persen responden.
Polemik ini terjadi tiga bulan sebelum rencana pelaksanaan Olimpiade yang seharusnya digelar tahun lalu tetapi ditunda akibat pandemi virus corona.
Apalagi saat ini pemerintah Jepang memperpanjang masa darurat nasional virus corona hingga akhir Mei untuk menghadapi lonjakan Covid-19.
Mulanya pemerintah Jepang, pemerintah kota Tokyo dan Komite Olimpiade Dunia (IOC) berkeras menggelar Olimpiade tahun ini dengan menerapkan protokol kesehatan.
Sejumlah atlet Jepang, salah satunya atlet tenis Naomi Osaka, menyatakan pemerintah harus membahas secara rinci dampak risiko jika tetap menggelar Olimpiade. Padahal, dia mengatakan berlaga di Olimpiade adalah impiannya sejak lama. (HMP)
Discussion about this post